Heboh, Transkip Percakapan Napoleon, Tommy Sumardi dan Prasetijo Utomo Beredar, Isinya Perseteruan di Tubuh Polri Soal Djoko Tjandra dan Pergantian Kapolri
RIAU24.COM - Sebuah transkrip rekaman pembicaraan tiga orang dalam kasus suap Djoko Tjandra beredar. Inti dari rekaman transkrip yang berjumlah sepuluh halaman itu, terjadinya perseteruan di dalam tubuh Polri, khusunya pergantian Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Lebih tepatnya perang bintang antara Sigit menjadi Kapolri dan pendukung sainganya.
Melansir dari FNN, rekaman percakapan itu, tertanggal 14 Oktober 2020 pukul 20.20 wib di rumah tahanan cabang badan Reserse Kriminal Polri. Transkirip tersebut merupakan pembicaraan antara Napoleon Bonaparte (NB), Tommy Sumardi (TS) dan Prasetijo Utomo (PU). Ketiganya adalah orang yang terlibat dalam kasus suap-menyuap red notice Djoko Tjandra.
Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte adalah mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri. Brigadir Jenderal Prasetijo Utomo, mantan Kepala Koordinator dan Pengawas Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Kakornas PPNS) Polri. Sedangkan Tommy Sumardi adalah orang yang didakwa sebagai perantara suap dari Djoko Tjandra kepada Napoleon dan Prasetijo.
Djoko Tjandra didakwa menyuap dua jenderal polisi, yaitu Napoleon Bonaparte dan Prasetijo Utomo terkait pengurusan red notice kasus korupsi hak tagih Bank Bali. Dalam kasus tersebut, Napoleon divonis empat tahun penjara, Prasetijo dua tahun penjara dan Tommy Sumardi divonis 3 tahun 6 bulan penjara.
Soal salinan transkrip pembicaraan tersebut apakah benar, masih perlu konfirmasi dari berbagai pihak, terutama Markas Besar Polri. Walaupun demikian, jika diteliti, alur percakapannya sangat rapi, dengan kode-kode tertentu.
Misalnya, TS menyebutkan, "Pokoknya ada lah Bang. Titip-titiplah. Gini. Pasar Minggu juga korbanin bang."
Kemudian NB menyebutkan, "Ya, semua Kaba." Diduga Kaba itu adalah Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri yang waktu itu dijabat Listyo Sigit Prabowo.