Hanya Tinggal Kulit dan Tulang, Gajah Bali yang Dibiarkan Kelaparan Jadi Sorotan Media Internasional
Rumah baru
Tiga dari 14 gajah BEC diadopsi oleh kebun binatang tak dikenal di pulau tetangga Jawa. Sedangkan 11 sisanya dipindahkan ke Tasta Wildlife Park, kebun binatang baru yang modern yang dibuka pada bulan Juni di Kabupaten Tabanan, daerah pegunungan yang rimbun di selatan-tengah Bali. Ketika Al Jazeera mengunjungi Taman Margasatwa Tasta pada bulan September, semua 11 hewan telah berhasil direhabilitasi dan mendapatkan kembali berat badan.
Kepala pawang gajah, Ketut, adalah mantan pegawai BEC yang bekerja di perusahaan tersebut selama 13 tahun – 12 bulan terakhir dengan gaji kecil atau bahkan tanpa upah. Dia tidak menanggung niat buruk apa pun kepada mantan atasannya, hanya rasa terima kasih kepada atasan barunya. Dia tahu nama dan usia setiap gajah dalam kawanan dan senang berbagi pengetahuannya dengan pengunjung.
“Gajah mencerna sangat sedikit makanan yang mereka makan. Jadi mereka selalu makan” katanya. “Mereka bisa makan hingga 10 persen dari berat badan mereka dalam satu hari.”
Dengan harga tiket antara USD 2 (Rp 30 ribu) dan USD 4 (Rp 60 ribu) dan hanya segelintir pengunjung yang datang per hari, Tasta Wildlife Park beroperasi dengan kerugian, tetapi terus memastikan semua hewannya diberi makan dengan baik. Tiga taman gajah lainnya di Bali – Mason, Bali Zoo dan Bali Safari and Marine Park – juga kesulitan secara finansial tetapi memberi makan gajah mereka, menurut BAWA.
Tapi mereka prihatin dengan kesejahteraan tujuh gajah di Bakas, sebuah taman hiburan bergaya safari di Bali timur yang mengenakan biaya $25 untuk masuk dan $85 untuk memandikan gajah di kolam.