Presiden China Bersumpah Akan Persatukan Negaranya dan Taiwan
RIAU24.COM - Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa penyatuan kembali dengan Taiwan harus dipenuhi.
Xi mengatakan penyatuan harus dicapai secara damai. Sebagai tanggapan, Taiwan mengatakan masa depan ada di tangan rakyatnya.
zxc1
Taiwan menganggap dirinya sebagai negara berdaulat, sementara China memandangnya sebagai provinsi yang memisahkan diri.
Beijing tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk mencapai penyatuan.
Intervensi Xi datang setelah China mengirim sejumlah rekor jet militer ke zona pertahanan udara Taiwan dalam beberapa hari terakhir.
zxc2
Menteri Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa ketegangan dengan China adalah yang terburuk dalam 40 tahun.
Tetapi pernyataan Xi pada Sabtu (9/10) lebih mendamaikan daripada intervensi besar terakhirnya di Taiwan pada Juli, di mana ia berjanji untuk "menghancurkan" segala upaya kemerdekaan formal Taiwan.
Berbicara di sebuah acara yang menandai peringatan 110 tahun revolusi yang menggulingkan dinasti kekaisaran terakhir China pada tahun 1911, dia mengatakan penyatuan dengan "cara damai" adalah "paling sejalan dengan kepentingan keseluruhan bangsa China, termasuk rekan senegaranya Taiwan".
"Tidak ada yang boleh meremehkan tekad teguh, kemauan keras, dan kemampuan kuat rakyat China untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial," tambah Xi.
"Tugas sejarah penyatuan kembali ibu pertiwi harus dipenuhi, dan pasti akan dipenuhi," katanya.
Xi mengatakan dia ingin melihat penyatuan terjadi di bawah prinsip "satu negara, dua sistem", mirip dengan yang diterapkan di Hong Kong, yang merupakan bagian dari China tetapi memiliki tingkat otonomi.
Namun kantor kepresidenan Taiwan mengatakan bahwa opini publik sangat jelas dalam menolak satu negara, dua sistem. Dalam pernyataan terpisah, Dewan Urusan Daratan Taiwan meminta China untuk meninggalkan "langkah provokatif intrusi, pelecehan, dan penghancuran".