Menu

Lewat 5 Strategi dari Program Desa Peduli Api, PT RAPP Mampu Menekan Angka Karhutla Hingga 4.250 Hektar Lebih

Devi 3 Aug 2021, 11:42
Foto : Internet
Foto : Internet

RIAU24.COM  -  Berjalan sejak tahun 7 tahun lalu, program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Programme (FFVP) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sangat membantu menurunkan angka Karhutla (kebakaran hutan dan lahan) di Riau khususnya di sekitar wilayah daerah operasionalnya. Penurunan kasus Karhutla ini terbukti dari 4.279 hektar lahan yang terbakar pada tahun 2013 menjadi 22 hektar pada tahun 2020, khususnya di desa yang mengikuti program peduli api dan menerapkan 5 strateginya dengan benar.

Inovasi holistik yang digagas PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) sudah melibatkan 17 Desa di Kabupaten Siak dan Pelalawan. Kini 2 desa di Kabupaten Siak yakni Desa Teluk Lanus dan Kampung Dayun melakukan MoU (kerjasama) program Desa Peduli Api PT RAPP di ruang Bandar Siak Kantor Bupati Siak, Selasa (27/7/2021) pagi.

Penandatanganan MoU 2 Kampung itu disaksikan langsung oleh Bupati Siak Alfedri, Kapolres Siak, AKBP Gunar Rahadiyanto, Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Siak, Dandim 0303 Bengkalis.

Direktur PT RAPP, Mulia Nauli mengatakan program Desa Peduli Api atau Fire Free Village Programme (FFVP) tidak hanya di Kabupaten Siak dan Pelalawan saja, melainkan tersebar di 5 Kabupaten lainnya di Riau. Dan secara keseluruhan ada 39 kampung yang terlibat atau bermitra dengan perusahaan grup APRIL ini.

"Sejak tahun 2014 hingga saat ini perusahaan telah bermitra dengan 39 desa di lima kabupaten Kabupaten di Provinsi Riau dengan total wilayah sekitar 803.684 hektar. Hari ini kita lakukan MoU dengan Kampung Teluk Lanus dan Kampung Dayun sebagai peserta Program Desa Bebas Api. Kampung Dayun telah termasuk kampung yang berhasil menjaga kawasan dari kebakaran sehingga termasuk dalam Desa Tangguh Api atau Fire Resilience Community" kata Mulia.

Program Desa Bebas Api yang diinisiasi oleh Grup APRIL di bawah naungan Grup Royal Golden Eagle (RGE) ini mengajak seluruh pihak pemangku kepentingan dan masyarakat untuk melakukan pencegahan karhutla untuk mencapai misi “zero fire” serta membantu masyarakat dalam mencegah penyebaran Covid-19.

“Dalam Program Desa Bebas Api ini ada 5 strategi. Pertama, turut melibatkan pemerintah desa dan masyarakat melalui Crew Leader sebagai perpanjangan tangan program ini untuk pencegahan kebakaran di kampung-kampung. Kedua, meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya pembukaan lahan dengan cara membakar dengan berbagai sosialisasi. Ketiga, memberikan bantuan pembukaan lahan melalui peralatan pertanian. Keempat, pemantauan udara melalui perangkat PM10 di tujuh lokasi pemantauan. Terakhir adalah memberikan penghargaan kepada kampung yang berhasil menjaga lahannya dari kebakaran selama tiga bulan,” kata Mulia menjelaskan.

Menurut Mulia, bulan Juli hingga Oktober merupakan periode rawan kebakaran. Apalagi, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak kemarau diprediksi terjadi di Agustus.

“Kami (APRIL) siap siaga dalam mencegah dan menangani kebakaran hutan dan lahan meskipun di masa pandemi saat ini. Untuk itu, kami juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten, TNI, Polri, BNPB, BPBD, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Manggala Agni, Kecamatan, Desa dan Kampung, para Crew Leader serta seluruh pihak yang telah mendukung kesuksesan program ini,” ujarnya.

Dalam hal penanganan karhutla, APRIL memiliki Tim Reaksi Cepat atau Fire Emergency Responsible Team (FERT) yang terlatih sebanyak 2.275 fire fighter dengan personil inti 1.156 orang, anggota cadangan sebanyak 640 orang dan anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) sebanyak 480 orang. Selain itu APRIL juga memiliki Hotline Pemadam Kebakaran yang beroperasi 24 jam sehari (+62 811 707 2121) untuk memungkinkan orang melaporkan kebakaran di dalam atau di dekat wilayah konsesinya.

"Selama periode rawan kebakaran APRIL terus meningkatkan patroli darat dan udara oleh tim pemadam kebakaran. APRIL yang berada di bawah naungan grup Royal Golden Eagle (RGE) berinvestasi lebih dari 9 juta dollar AS hingga saat ini untuk sumber daya yang diperlukan dalam penanggulangan kebakaran, termasuk satu unit helikopter, airboat. Ada 39 menara pengintai dan kamera pemantau Karhutla, 521 pompa air serta memberikan pelatihan pemadam kebakaran untuk personil dan para relawan pemadam kebakaran," kata Mulia.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Siak H Alfredri sangat memuji komitmen PT RAPP dalam membantu penanganan serta pencegahan Karhutla di wilayah Kabupaten Siak. Melalui MoU kali ini, tentunya diharapkan akan lebih banyak lagi Desa atau kampung di Kabupaten Siak yang bermitra dengan RAPP dalam mempertahankan langit tetap biru meski memasuki musim panas.

 

"Kami mengapresiasi program Desa Bebas Api dari PT RAPP yang melibatkan kampung-kampung di Kabupaten Siak. Peran sektor swasta sangat penting dan menjadi inovasi strategis dalam mencegah Karhutla. Apalagi, Siak memang rawan terjadi karhutla karena lebih dari 50 persen wilayahnya terdiri dari gambut, dimana 20 persen diantaranya gambut dalam. Hal inilah yang memicu kebakaran jika terjadi musim kemarau," kata Alfedri.

Dalam peluncuran program Desa Bebas Api 2021 bersama PT RAPP yang berlangsung secara virtual itu, Alfedri juga menyampaikan harapannya kepada PT RAPP. Tidak hanya berhenti untuk 2 kampung ini saja, kedepannya juga diharapkan ada reward kepada kampung yang dapat menjaga daerahnya dari Karhutla. Adanya kerjasama dan kekompakan ini bisa mewujudkan Siak bebas api.

Sementara itu, Kapolres Siak, AKBP Gunar Rahadiyanto yang hadir dalam acara itu mengatakan menurut penelitian kebakaran hutan dan lahan itu, 90 persennya terjadi karena ulah manusia. Untuk itu perlu dilakukan edukasi sejak dini kepada masyarakat tentang dampak karhutla bagi kehidupan dan lingkungan.

"Kita sangat mengapresiasi kepedulian RAPP dalam pencegahan karhutla secara dini di Kabupaten Siak. Kegiatan ini menjadi stimulus untuk meningkatkan kesadaran dan moral seluruh elemen masyarakat dalam mencegah karhutla. Sebab akan banyak aspek yang akan terganggu jika terjadi karhutla, untuk itu kami menghimbau seluruh elemen masyarakat untuk menjaga hutan dan lahan agar tidak terbakar," kata Kapolres.