"AN sangat berbeda dari UN, karena tidak diikuti oleh siswa tingkat akhir atau siswa kelas 6 SD, 9 SMP, atau 12 SMA. Melainkan, diikuti oleh siswa angkatan tengah, seperti siswa kelas kelas 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA. AN juga tidak harus diikuti oleh semua siswa,"ungkapnya.

AN hanya akan mengambil sampel siswa dari setiap sekolah yang dipilih secara acak oleh Kemdikbud Pusat.

Dalam AN pun tidak ada lagi siswa yang lulus atau tidak lulus. Hal ini karena Kemdikbud ingin memotret secara kolektif, bukan individu. Jadi, jika skor kolektif sekolah rendah, skor inilah yang akan menjadi bahan evaluasi untuk sekolah.

Sementara, sekretaris Disdik Bengkalis Agusfirdimalis, mengatakan bahwa setiap satuan pendidikan tidak perlu ada persiapan khusus seperti UN  tujuannya untuk meningkatkan skor Asesmen Nasional, satu-satunya persiapan yang perlu dilakukan, adalah persiapan teknis, tentang komputernya, jaringan, aplikasi, jaringan internet,”ungkap Agus.

Lanjut, Agus menjelaskan ada dua cara melaksanakan AN secara online dan seni online, kegiatan Kemendikbudristek ingin mendapatkan potret apa adanya. Ingin mendapatkan indikator yang objektif.

“Jadi untuk satuan pendidikan ingin melaksanakan AN ini tidak ada kendala terutama fasilitas komputer dan internet mereka kerjasama dengan satuan pendidikan lainnya yang punya peralatan lengkap seperti tingkat Atas di SMAN 03 dan juga sekolah lainnya. Bagi sekolah sekolah lainnya yang belum memadai komputer atau Laptop bisa meminjam ke  orang tua yang punya laptop untuk digunakan siswa,"pungkasnya.