RIAU24.COM - Tampaknya kekerasan telah menyelimuti negara bagian Tripura yang berbukit di timur laut. Sejumlah  masjid dan beberapa toko dirusak dan dibakar di   sub-divisi Panisagar distrik Tripura Utara selama demonstrasi Vishwa Hindu Parishad pada hari Selasa, seperti dilansir dari The Indian Express.

Petugas Polisi Sub-Divisi Panisagar Soubhik Dey mengatakan bahwa sekitar 3.500 orang telah mengambil bagian dalam rapat umum, yang diadakan untuk memprotes kekerasan komunal di Bangladesh yang pecah awal bulan ini.

Apa yang terjadi di Tripura?

Setelah itu, polisi Tripura kini telah memberikan perlindungan kepada masjid-masjid di daerah-daerah sensitif setelah para penjahat merusak sebuah masjid, dua toko dibakar dan beberapa rumah digeledah di daerah Chamtilla di Tripura Utara, kata sumber-sumber polisi. Polisi negara bagian telah memperingatkan agar tidak memposting pesan provokatif di media sosial, memastikan bahwa situasinya terkendali.

"Aktivis Vishwa Hindu Parishad mengadakan rapat umum untuk memprotes kekerasan baru-baru ini di Bangladesh. Sekelompok orang melemparkan batu dan merusak pintu sebuah masjid di daerah Chamtilla selama rapat umum itu," inspektur polisi distrik Bhanupada Chakraborty seperti dikutip oleh kantor berita PTI.  

Rumah-rumah yang digeledah dan toko-toko yang dirusak adalah milik anggota komunitas minoritas dan sebuah kasus sedang didaftarkan berdasarkan pengaduan dari salah satu dari mereka, kata polisi.

Siapa yang mengatakan apa?

Narayan Das, seorang pemimpin Bajrang Dal yang merupakan bagian dari unjuk rasa, mengklaim kepada surat kabar bahwa beberapa anak muda di depan masjid melecehkan di depan mesjid dan bahwa mereka dipersenjatai dengan pedang dan senjata lainnya.

Pekan lalu, unit negara Jamiat Ulama (Hind) menuduh bahwa masjid dan beberapa daerah yang didominasi oleh Muslim telah diserang.

Bagaimana kerusuhan dikendalikan?

Selanjutnya, Polisi Tripura mengatakan bahwa mereka menyediakan keamanan lebih dari 150 masjid di negara bagian. Keamanan ketat telah dikerahkan di semua area sensitif di lingkungan itu untuk menghindari kerusakan lebih lanjut dari situasi hukum dan ketertiban, sumber polisi menambahkan.

Pada 18 Oktober 2021, lebih dari 15 orang, termasuk tiga personel polisi, mengalami luka-luka ketika aktivis organisasi Hindutva, Vishva Hindu Parishad dan Hindu Jagran Manch, bentrok dengan polisi selama rapat umum di distrik Gomati menentang kekerasan komunal di Bangladesh.