Indonesia Menjadi Sorotan Akibat Sampah-Sampah Bekas Makanan dan Minuman yang Hanyut Hingga ke Panktai Phuket, Thailand
RIAU24.COM - Sosial media sekarang merupakan hal yang penting di dalam kehidupan masyarakat. Karena dapat memudahkan aktivitas manusia, baik dalam pekerjaan, sekolah, dan bisa di gunakan untuk hal lain yang berguna
Sosial media saat ini juga telah banyak tersaji yang bisa di akses, dan sosial media juga bisa di jadikan wadah untuk bisa menyalurkan inspirasi dalam membuat sebuah karya dalam bentuk digital. Dalam menggunakan sosmed harus benar benar pandai.
Dalam menggunakan sosial media kitab bisa dikenal banyak orang, baik itu dari hal yang positif maupun hal negative yang dilakukan baik sengaja ataupun tidak. Banyak ragam sosial media untuk kita berkreasi sepetii Instagram, Tiktok, Twitter, Facebook dan masih banyak lagi
Di sosial media juga bisa berbagi kisah dari yang mengharukan, mengenaskan, sebuah tragedi. Sosial media juga wadah juga tempat segala informasi terbaru atau terupdate.
Seperti yang beredar di sosial media Instagram dimana ada sebuah kejadian mengenai sampah-sampah makanan dan minuman dari Indonesia yang hanyut hingga ke pantai Phuket, Tailand. Akibat hal itu Indoneisa menjadi sorotan
“Sudah beberapa hari masyarakat di Phuket, Thailand secara sukarela membersihkan sampah di pantai. Musim hujan angin telah membawa sampah-sampah itu ke sini,” kata Ivana Kusumawati yang memposting tumpukan sampah dalam postingan Instagramnya Minggu (11/8/2019).
Hal yang mengejutkan sekaligus memalukan adalah, sebagian besar sampah plastik tersebut berasal dari Indonesia. Hal itu diketahui setelah meneliti tulisan dan keterangan pada berbagai bungkusan dan botol sampah plastik itu.
Ada kemasan minuman, permen, minyak goreng, sampai racun tikus produksi dari beberapa kota seperti Medan, Jakarta, dan Surabaya. “Entah sudah berapa tahun sampah itu mengambang di lautan,” kata Ivana.
Selain itu, terlihat ada penyu yang mati terdampar dan terlilit sampah. “Hari ini mataku menyaksikan sendiri hewan-hewan yang mati itu dengan sampah di sekelilingnya dari negeri kita yang datang bermil-mil jauhnya,” lanjutnya.
Tumpukan sampah plastik yang sangat banyak itu tentu membutuhkan waktu dan tenaga untuk membersihkannya. Dan tentunya menyisakan mikro plastik dari penguraian sampah plastik selama di lautan.
Ivana sendiri merupakan WNI asal Surabaya yang berdomisili di Bangkok sejak Oktober 2018. Hampir setiap akhir pekan, pekerja desain grafis dan ilustrator itu berkunjung ke Phuket.
Informasi yang dihimpun Ivana dari komunitas relawan bersih pantai Phuket yang menyebutkan sampah plastik itu mulai ada menumpuk tiap tahun sejak pasca tsunami tahun 2004. Dan tumpukan mulai banyak sejak tahun 2016 sampai sekarang, terutama setiap Juli – Desember saat terjadinya angin barat pada musim monsoon. “Tetapi tumpukan sampah yang paling banyak terjadi pada tahun ini. Pada awal Agustus itu,” kata Ivana.
Meskipun tumpukan sampah itu sebagian besar, bahkan 80 persen merupakan sampah dari Indonesia, Malaysia dan Filipina, lanjut Ivana, masyarakat kota Phuket terkesan tidak menyalahkan Indonesia dan lebih fokus untuk rutin tiap minggu membersihkan sampah di pesisir pantai.
Postingan di sosial media Instgram yang menjelaskan mengnenai sebuah kejadian mengenai sampah-sampah dari Indonesia yang hanyut ini dibagikan melalui akun sosial media Instagram milik @infoseduniaa (06/11/2021). Setkidaknya postinga tersebut telah mendapatkan sebanyak kurang lebih Seribu tanda suka
@a_aephot90 :” Ini lah yg di namakan BRAND LOKAL GO INTERNASIONAL???????????????? “
@_dhimasadi :” Kyk foto lama deh diup lagi? “
@_haikalllislami :” Selalu fokus pada solusinya bukan masalahnya???? “
zxc3
@infokopo.srg :” Udara bersih dr hutan² dan alam yg di sumbang Indonesia ga di ungkit negara tetangga? “
@masdukiaryan :” Sampah Durex sama sutra kok gak ada ya, apa kena sensor “