Adventure Kelompok Tani Sungai Salo dan Sungai Gorakan Desa Kasang
RIAU24.COM - Melalui jalan tanah yang penuh tanjakan dan turunan yang curam, dengan bebatuan dan ditambah jalan yang masih licin dan dipenuhi genangan air di kala hujan, tidak semua orang bisa melakukannya, apalagi kalau tidak terbiasa melakukan perjalanan di hutan yang penuh ditumbuhi semak belukar.
Namun, bagi anggota Kelompok Tani Sungai Salo dan Sungai Gorakan Desa Kasang, Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, melakukan perjalanan di Hutan Lindung Bukit Betabuh sudah terbiasa, karena sejak dimulainya program dan kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yang dilakukan Kelompok Tani, dan difasilitasi BPDASHI Indragiri Rokan sejak tahun 2019-2021.
Kegiatan RHL yang bersumber dari APBN dilaksanakan selama tiga tahun ini, secara terus menerus dilakukan penanaman oleh Kelompok Tani Sungai Salo dan Sungai Gorakan Desa Kasang, dengan menanam tiga jenis tanaman, yaitu Karet, Petai dan Jernang Burung.
"Untuk tanaman Karet dan Petai, kami lakukan pembibitan sendiri, namun tetap dibeli kepada kelompok tani dengan harga yang ditetapkan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS)," Ungkap Ketua Kelompok Tani Sungai Salo Desa Kasang Kecamatan Kuantan Mudik, Masrijal, Rabu (13/12).
Jadi, sesuai dengan harga yang telah ditetapkan dari SPKS, sebut dia, untuk bibit karet dibeli seharga Rp. 3.200/batang, untuk bibit Petai dibeli seharga Rp 3.200/ batang. Sementara untuk bibit Jernang Burung dibeli seharga Rp 13.500/batang, dari Desa Air Buluh."Semua bibit karet, petai, jernang burung sudah kita tanam dan berakhir pada bulan November lalu," Ujarnya.
Lokasi Kelompok Tani Sungai Salo dan Kelompok Tani Sungai Gorakan memang berdekatan, dari jalan raya Desa Kasang sekitar 300 Meter untuk jarak terdekat. Namun untuk jarak terjauh mencapai 3 kilometer ke arah tengah Hutan Lindung Bukit Betabuh. Masing-masing kelompok tani mengerjakan kegiatan RHL diatas lahan seluas 250 hektare, dengan jumlah anggota sebanyak 60 orang.
Sedangkan musuh tanaman Kelompok Tani, banyak sekali mendapatkan serangan hama seperti babi hutan, landak, monyet, tapir dan lain sebagainya. Sehingga harus dilakukan penyisipan baik tahap 1 (P1) maupun tahap 2 (P2).
"Alhamdulillah berkat kerjasama seluruh anggota kelompok tani, untuk pelaksanaan penyisipan atau penyulaman dapat dilakukan dengan baik, dan berakhir pada bulan November lalu," Ujarnya.
Menurutnya, anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan peremajaan atau tanaman produktif oleh masing-masing kelompok yaitu Kelompok Tani Sungai Salo Desa Kasang, dengan Luas Areal sekitar 250 hektare sebesar Rp. 372.875.000,- dan begitu juga anggaran untuk kelompok tani Sungai Gorakan Desa Kasang.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Kelompok Tani Sungai Gorakan, Asrizal yang memiliki anggota kelompok tani sekitar 60 orang, dengan luas lahan sekitar 250 hektare dan melakukan penanaman jenis Karet, Petai dan Jernang Burung.
Harapan kami kedepannya, agar tanaman yang sudah ditanam ini dapat dijaga dan dirawat dengan baik, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Kasang khususnya anggota kelompok tani Desa Kasang," Tuturnya. (Zar)***