Ilmuwan China Berhasil Membuat Robot yang Bisa Membaca Pikiran
Beberapa tim peneliti telah mencoba membangun generasi baru "cobot" yang dapat menebak niat manusia dengan memantau gerakan mata atau tubuh. Namun, pendekatan pasif ini mengalami masalah seperti respons yang lambat dan akurasi yang buruk. Untuk mengatasinya, robot hasil kreasi tim Dong itu menjalani ratusan jam latihan oleh delapan relawan.
Para sukarelawan pertama-tama diminta untuk memakai detektor gelombang otak non-invasif dan tim menemukan bahwa robot dapat memperkirakan niat mereka dengan akurasi sekitar 70 persen. Namun, sinyal otak cukup lemah. Agar robot mendapatkan pesan yang jelas, sukarelawan perlu berkonsentrasi sangat keras pada pekerjaan yang ada. Tetapi kebanyakan dari mereka terganggu oleh pikiran lain setelah mengerjakan pekerjaan perakitan yang berulang untuk sementara waktu, kata para peneliti.
Sebaliknya, sinyal otot, yang dikumpulkan oleh beberapa sensor yang menempel di lengan, lebih stabil. Meskipun ini juga berkurang ketika sukarelawan menjadi lelah, kombinasi dari sinyal otak dan otot dapat membantu robot memperkirakan langkah pekerja selanjutnya dalam satu detik dengan akurasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut tim.
Namun, tidak jelas apakah hasil laboratorium ini dapat direplikasi dalam pengaturan pabrik kehidupan nyata. Para peneliti tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar pada saat publikasi.
Menurut makalah tersebut, akan ada beberapa tantangan dalam penerapan teknologi baru di lingkungan pabrik yang sebenarnya. Meskipun detektor otak dan otot dapat ditempatkan di dalam topi dan seragam pekerja, kualitas data dapat dipengaruhi oleh keringat atau gerakan yang tidak teratur. Tetapi masalah ini dapat diatasi dengan memberi makan robot dengan data gerak dan visual, saran para peneliti.
Ini terjadi beberapa hari setelah China mengumumkan rencana ambisius untuk menjadi pusat inovasi global untuk robotika pada tahun 2025, sebagai bagian dari tujuan “manufaktur pintar”.