Selamat dari Letusan Gunung Berapi yang Tewaskan Ayah dan Saudarinya, Wanita Ini Ungkap Pertanyaan yang Masih Sering Diajukan Orang-orang Padanya
RIAU24.COM - Wanita yang selamat dari bencana letusan gunung berapi White Island 2019 mengungkapkan satu pertanyaan yang masih dipertanyakan orang-orang padanya.
zxc1
Stephanie Browitt asal Melbourne, kehilangan ayah dan saudara perempuannya dalam bencana itu. Dia, ayahnya, Paul, dan saudarinya Krystal, sedang mengunjungi Ovation of the Seas di wilayah Bay of Plenty, Selandia Baru, saat gunung meletus.
Mereka termasuk di antara 47 orang yang berada pulau itu, menewaskan 22 orang, termasuk 14 warga Australia, dan melukai 25 lainnya.
Stephanie menghabiskan enam bulan di rumah sakit setelah menderita luka bakar hingga 70 persen dari tubuhnya.
zxc2
Dalam sebuah video yang diunggahnya di TikTok, Stephanie menyatakan pertanyaan yang paling banyak ditanyakan orang padanya.
Orang-orang bertanya “mengapa dia, keluarganya, dan korban lain, tidak melompat saja ke air saat gunung meletus.”
“Seperti yang Anda lihat, itu kami, dilingkari, di pulau hari itu, pukul 14.10. Dan temboknya sangat tinggi, dan kami dikelilingi oleh batu. Kami tidak berada di dekat dermaga, dan tidak di dekat laut. Kami berada di pedalaman dan di 140 meter dari kawah,” jelasnya.
“Jadi saya dan keluarga saya berada di belakang garis itu, dan itu hanya sekitar dua menit berjalan kaki, kami baru saja mulai berjalan kembali ke dermaga. Ini adalah kamera yang sama yang hanya berjarak 40 detik hingga satu menit, dan seperti yang Anda lihat pulau itu sudah diselimuti abu dan debu.”
“Jadi kami tidak akan pernah berhasil sampai ke air. Benar-benar tidak ada kesempatan untuk ke air,” tukasnya.