Gunung Toar Jadi Kampung Batik Pertama di Riau
Saat ini sebanyak 20 motif kreasi Rumah Batik Nagori yang dikelola Surmayanti telah diakui memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Kementerian Hukum dam Hak Asasi Manusia.
Peresmian Gunung Toar sebagai Kampung Batik pertama ini juga tidak terlepas dari perjuangan Sumaryanti yang menginginkan perubahan terhadap kampung halamannya.
Ia menceritakan awal mula terjun ke dunia membatik di tahun 2016 lalu. Ia dan salah satu rekannya, Awaluddin, diutus oleh Dekranasda Kuansing untuk mengikuti pelatihan membatik di Rumah Batik Andalan, Program Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Pelalawan.
“Kami ikut pelatihan selama dua minggu waktu itu dan setelah itu kami sepakat dan bertekad untuk membangun Rumah Batik Nagori,” tuturnya. Saat ini Rumah Batik Nagori memiliki 87 pengrajin yang sebagian besar merupakan anak-anak muda kreatif di Gunung Toar.
“Saya merasa bangga ditetapkannya Gunung Toar sebagai Kampung Batik, ini berkat dukungan dari Ibu Camat Gunung Toar, Dekranasda Kuansing, dan program binaan dari PT RAPP,” ungkapnya.
Peran serta RAPP dalam pengembangan batik di Kuansing sejalan dengan program pemberdayaan perempuan RAPP yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan di sekitar operasianal RAPP.