Sumber Daya Menipis, Peternak dan Petani Adu Parang Rebutan Air di Afrika
RIAU24.COM - Berkurangnya sumber daya air menjadi penyebab langsung konflik di wilayah-wilayah di dunia yang paling parah terkena dampak perubahan iklim.
zxc1
Negara Afrika Timur Tanzania bergulat dengan bentrokan antara petani dan penggembala ternak, yang sering saling membunuh dalam mengejar lahan penggembalaan dan sumber air yang semakin menipis.
Di tengah meningkatnya pertumbuhan penduduk dan memburuknya dampak perubahan iklim, sumber daya alam negara itu semakin tertekan, memberikan tekanan besar pada tanah, hutan, dan sumber air.
zxc2
Dari Arusha di utara hingga Kilindi di timur, dan ke Iringa di selatan, bentrokan mematikan berkecamuk tak henti-hentinya, kelompok-kelompok saingan bersenjata saling berebut sumber daya air.
Perubahan pola cuaca yang dialami seluruh Afrika Timur membuat air lebih sulit ditemukan di banyak bagian negara, memaksa penggembala ternak untuk membawa ratusan hewan mereka berkeliaran dengan bebas di lahan pertanian, bahkan melanggar batas suaka margasatwa dalam upaya pencarian untuk pakan ternak dan air, mengakibatkan konflik dengan petani dan binatang buas yang ganas.
Pekan lalu, enam orang dilaporkan tewas di desa Kibirashi di distrik Kilindi di wilayah Tanga, ketika para penggembala bersenjatakan parang, kapak, pedang, dan senjata bentrok dengan para petani dalam perselisihan yang menyoroti perebutan besar sumber daya.
Simon Sirro, inspektur jenderal polisi Tanzania, mengatakan 20 orang ditangkap dan sedang diinterogasi sehubungan dengan insiden mengejutkan itu, yang telah menimbulkan ketakutan di masyarakat.
"Ini adalah kejadian yang sangat menyedihkan. Saya sedih melihat orang-orang masih mengambil tindakan hukum. Setiap orang yang terlibat akan diburu dan dihukum berat sesuai dengan hukum," kata Sirro.