Melempemnya Armada Laut Jadi Alasan Kerajaan Sriwijaya Porak-poranda Lalu Runtuh
RIAU24.COM - Berakhirnya Kerajaan Sriwijaya yang dianggap memiliki pengaruh besar dari Nusantara hingga ke Thailand Selatan benar-benar terhenti ketika kekuatan armada maritimnya lemah.
Terutama di masa Balaputradewa ketika Sriwijaya kehilangan kekuasannya di Jawa dikutip dari Prasasti Nalanda yang ditemukan di India dan sindonews.com.
Kala itu, Kerajaan Medang dari Jawa menyerang Sriwijaya dari tahun 988 hingga 992. Meski Sriwijaya bisa mengatasi serangan tersebut dengan tergopoh-gopoh, perlahan kekuatan armada tempur laut mereka menurun.
Kemudian berlanjut di abad ke-11 atau tahun 1017 dan 1025 ketika Sriwijaya diserang oleh Raja Rajendra Chola I dari Kerajaan Chola di India Selatan.
Kondisi ini membuat Sriwijaya melemah dan kerajaan bawahan bertumbuh menjadi kuat. Situasi ini diperburuk dengan kondisi alam yang tidak bersahabat seperti daerah yang dilanda curah hujan tinggi yang mengakibatkan air hujan meresap terlalu dalam hingga kesuburan tanah berkurang.
Di sisi lain, air hujan juga tidak terserap hingga banjir dan membawa material daratan ke Sungai Musi, Palembang.
Ini menyebabkan sungai-sungai menjadi dangkal dan daratan kurang produktif. Sriwijaya perlahan kehilangan akses perdagangannya di Sungai Musi, jalur sungai yang sebelumnya menjadi tambang emas bagi kerajaan.
Kondisi ini diperparah dengan Ekspedisi Pamalayu dari Singasari, Jawa Timur pada 1275.
Ekspedisi ini merupakan siasat Kerajaan Singasari untuk melemahkan kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka dan daerah jajahannya.
Ekspedisi ini juga ditengarai sebagai strategi Kerajaan Singasari untuk meluaskan wilayah kekuasaan ke Sumatera. Belum lagi situasi politik di Asia Barat dan Asia Tengah mengakibatkan lesunya pelayaran di wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.
Bersamaan dengan itu, pada abad ke-13, tumbuh kerajaan baru bercorak Islam di Aceh seperti Samudera Pasai. Pada 1377, riwayat Sriwijaya benar-benar tamat ketika mereka diserang Kerajaan Majapahit.