RIAU24.COM - Konflik antara Rusia dan Ukraina dapat memperburuk kekurangan semikonduktor global, menurut sebuah laporan oleh Moody's Analytics. 

 

Sesuai laporan, paladium dan neon adalah dua sumber daya yang merupakan kunci untuk produksi chip semikonduktor. Rusia menyediakan 40 persen pasokan paladium dunia sedangkan Ukraina menghasilkan 70 persen pasokan neon global karena merupakan bagian penting dari proses litografi. 

Perang 2014-2015 di Ukraina telah menunjukkan kenaikan harga neon yang cukup besar, menunjukkan betapa sensitifnya industri semikonduktor. 

Meskipun telah ada peningkatan dalam teknologi dan semakin banyak perusahaan yang menimbun sumber daya karena meningkatnya permintaan pascapandemi, itu hanya terbatas sampai persediaan habis. 

Sampai saat ini belum ada dampak yang berarti. Tetapi jika situasi tidak segera terkendali, pembuat chip di Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Cina, dan negara lain akan merasakan dampaknya. Ini kemungkinan akan menghasilkan harga chip yang lebih tinggi dan waktu tunggu yang lebih lama di masa mendatang . 

Laporan tersebut memperingatkan bahwa jika kesepakatan tidak dinegosiasikan dalam beberapa bulan mendatang, kekurangan chip diperkirakan hanya akan bertambah buruk dan bagi industri yang sangat bergantung pada mereka akan terkena dampak yang sama.

Ini berpotensi memperpanjang tekanan dalam rantai pasokan semikonduktor di kawasan Asia-Pasifik dan dapat memengaruhi produksi mobil, perangkat teknologi seperti laptop, ponsel cerdas, dan peralatan elektronik lainnya.