Invasi ke Ukraina Dinilai Jadi Akhir Rezim Putin
RIAU24.COM - Invasi Rusia ke Ukraina kini sudah berlangsung sebulan. Negara beruang merah itu belum juga berhenti membombardir Ukraina.
Dua mantan agen Badan Intelijen Uni Soviet (KGB), Jack Barsky dan Oleg Kalugin mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan menjadi akhir pemerintahan Presiden Vladimir Putin di Rusia.
Hal itu merujuk pada keruntuhan Uni Soviet usai menginvasi Afghanistan pada 1979.
Jack Barsky mengatakan bahwa Putin saat ini berada dalam penjagaan yang amat ketat usai menyerang Ukraina. Ia menilai, invasi itu akan membuat Putin terjerembab ke dalam situasi buruk.
"Anggap saja ia bisa bertahan dari sini, sebut saja tak ada kudeta melawannya dalam waktu lama. Tapi ia akan menghadapi masalah jika terus melakukan ini (invasi Ukraina) jika banyak tentaranya yang tewas. Ia akan mendapati Afghanistan," tutur Barsky dalam wawancara dengan News Nation, dikutip Jumat (25/3).
"Anda tahu, Afghanistan merupakan awal keruntuhan Uni Soviet. Ukraina mungkin saja menjadi awal berakhirnya Putin sebagai diktator," imbuhnya.
Untuk itu, Oleg Kalugin mengatakan bahwa Putin saat ini sedang berada di akhir masa pemerintahannya. Menurut mantan bos KGB sekaligus anggota utama KGB Rusia ini, sebagian besar warga Rusia meyakini bahwa sang presiden sudah tak lagi dapat dipertimbangkan untuk dipilih.
"Opini publik di Rusia di bawah Putin sama seperti di bawah Joseph Stalin. Bukan masalah berapa banyak orang yang memilih. Ini masalah siapa yang diperhitungkan," kata Kalugin.
"Bagi sebagian orang, kedengarannya cukup meyakinkan tetapi bagi sebagian besar orang Rusia, sejauh yang saya tahu, Putin sedang dalam perjalanan keluar," lanjutnya.
Kendati demikian, Kalugin menilai Putin tak akan merelakan begitu saja kejatuhan rezimnya. Ia menduga sang presiden akan melakukan berbagai cara agar tetap bisa berkuasa.
"Dia akan mencoba melakukan semua yang dia bisa untuk tetap berkuasa dan, tentu saja, menyingkirkan semua saingan potensial," ujarnya.
Vladimir Putin sebelumnya merupakan mantan anggota KGB seperti keduanya. Ia memimpin KGB usai ditunjuk oleh Presiden Boris Yeltsin.
Penunjukkan Putin sebagai kepala itu disebut menjadi awal kejatuhan Kalugin. Setelah Yeltsin mundur dari bangku Presiden, Putin pun maju mengambil alih kekuasaan tersebut.
Di bawah kepemimpinannya, Rusia menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2) lalu. Putin membeberkan dua alasan utama pihaknya melancarkan invasi ke Donbas, Ukraina, yang dikuasai kelompok separatis pro-Moskow.
Pertama, karena pemimpin separatis daerah itu telah meminta bantuan Rusia terkait klaim serangan pasukan Ukraina ke wilayah mereka.
Alasan kedua Putin melancarkan invasi adalah klaimnya untuk melindungi warga di Donbas yang selama ini menjadi target 'pelecehan hingga genosida' dari pemerintah Ukraina selama delapan tahun terakhir.