Peneliti Menemukan Mikroplastik di dalam Darah Manusia, Berdampak Serius Bagi Kesehatan
RIAU24.COM - Untuk pertama kalinya, ilmuwan menemukan pencemar partikel plastik di dalam darah manusia sehingga dikhawatirkan berdampak buruk pada kesehatan. Temuan ini memberi peringatan tentang pentingnya mengurangi penggunaan plastik.
Saat melancarkan penelitian ini, sebanyak 77 persen sampel darah yang diuji pada studi ilmiah mengandung polusi mikroplastik.
Menurut studi tinjauan sejawat yang dipublikasikan pada jurnal Environment International, polietilena tereftalat (PET) adalah jenis plastik yang paling banyak ditemukan pada aliran darah manusia. Plastik PET paling sering digunakan untuk memproduksi botol minuman, kemasan makanan, dan pakaian.
"Dari penemuan itu menunjukkan bahwa partikel-partikel tersebut melakukan perjalanan ke seluruh tubuh. Bahkan partikel kecil itu mungkin bersarang di organ-organ tubuh," ujar Chief Operating Officer Common Seas Indonesia, Celia Siura dilansir dari medcom.id, Selasa (29/3).
Studi ini dilakukan berdasarkan instruksi Common Seas dan dipimpin ilmuwan dari Vrije Universiteit, Amsterdam. Studi ini mengamati darah dari 22 orang yang diuji untuk mengetahui kandungan lima jenis plastik-polimetil metakrilat (PMMA), polipropilena (PP), polistirena (PS), polietilena (PE), dan polietilena tereftalat (PET).
Sebanyak 17 dari 22 donor yang diamati mengandung partikel plastik dalam darahnya. Para pegiat yakin temuan baru ini menimbulkan kekhawatiran serius atas dampak plastik terhadap kesehatan.