Mengapa Kita Menguap dan Menularkah?
RIAU24.COM - Menguap adalah proses menghirup udara dalam-dalam tanpa disengaja di mana kita meregangkan otot rahang lalu menghembuskannya.
Menguap adalah refleks yang dimiliki setiap orang, tapi apa tujuannya?
zxc1
1. Meningkatkan Kewaspadaan
Mengantuk dan kurangnya rangsangan seringkali dapat menyebabkan menguap. Tetapi beberapa ahli berpikir bahwa menguap sebenarnya membantu membangunkan kita saat lelah atau tidak bersemangat.
zxc2
Penelitian menunjukkan bahwa menguap meningkatkan detak jantung dan ketegangan otot mata, membuat kita lebih waspada.
Menguap juga dapat mengaktifkan reseptor di leher, yang disebut badan karotis, yang mampu merangsang gairah.
2. Meningkatkan Tingkat Oksigen
Teori umum lainnya adalah bahwa menguap membantu meningkatkan kadar oksigen di otak ketika paru-paru merasakan kadar oksigen rendah.
Namun, teori ini sebagian besar telah dibantah karena hanya ada sedikit korelasi antara menguap dan kekurangan oksigen.
Seperti yang dijelaskan dalam Scientific American, berbagai daerah di otak mengontrol menguap dan bernapas.
Bahkan, janin di dalam rahim juga menguap meskipun paru-paru mereka belum berventilasi.
3. Mendinginkan Otak
Sebuah studi oleh Andrew Gallup, seorang profesor psikologi di SUNY Polytechnic Institute, menemukan bahwa subjek dengan kompres dingin di dahi mereka lebih jarang menguap daripada mereka yang dikompres dingin.
Dia berpendapat bahwa menguap, oleh karena itu, membantu mendinginkan suhu otak.
Lantas apakah menguap menular?
Ketika kita melihat seseorang di sekitar menguap, kita mungkin terdorong untuk melakukan hal yang sama.
Faktanya bahkan, kita enam kali lebih mungkin untuk menguap saat melihat orang lain menguap.
Tidak ada yang tahu pasti. Namun, satu teori menyatakan bahwa menguap memiliki fungsi sosial.
Para ilmuwan juga mengamati situasi penularan dalam menguap ini pada hewan yang sangat sosial, seperti simpanse, anjing, parkit, dan singa.
Oleh karena itu, para ahli percaya bahwa menguap menunjukkan empati sosial.
Sebuah studi pada 2005 mengamati bahwa ketika kita melihat seseorang menguap, bagian otak kita yang terlibat dalam perilaku sosial sontak langsung aktif.