Korban Selamat Gempa Afghanistan Terpaksa Hidup Kelaparan dan Tak Memiliki Tempat Berlindung
Pihak berwenang mengatakan gempa tersebut menyebabkan sekitar 2.000 orang terluka. Ali Khan, seorang penduduk distrik Gayan di Paktika, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tanah mulai bergetar sekitar pukul 01:30 waktu setempat. “Keluarga saya – 10 orang, termasuk anak-anak – terbunuh,” katanya.
Khan mengatakan mencari bantuan medis untuk kerabatnya yang masih hidup tidak mungkin. “Ada klinik swasta tapi jaraknya 30 menit. Tidak ada rumah sakit pemerintah,” katanya.
Di beberapa distrik yang terkena dampak terburuk, para penyintas mengatakan mereka bahkan berjuang untuk menemukan peralatan untuk menguburkan orang mati dan tidak memiliki perbekalan yang paling mendasar.
“Tidak ada selimut, tenda, tidak ada tempat berteduh. Seluruh sistem distribusi air kami hancur. Benar-benar tidak ada yang bisa dimakan,” kata Zaitullah Ghurziwal, 21 tahun, kepada kantor berita AFP di desanya di provinsi Paktika.
Operasi penyelamatan adalah ujian besar bagi Taliban, yang mengambil alih ketika pasukan internasional pimpinan AS mundur pada Agustus setelah dua dekade perang. Kementerian pertahanan Taliban mengklaim pada Rabu pagi bahwa 90 persen operasi pencarian dan penyelamatan telah selesai.
Pada hari Jumat, Mohammad Nassim Haqqani, juru bicara kementerian bencana, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa "operasi pencarian telah selesai". Dia tidak menjelaskan mengapa pencarian korban dihentikan setelah sekitar 48 jam. Korban selamat telah ditarik dari puing-puing gempa bumi lainnya setelah waktu yang jauh lebih lama.