Korban Selamat Gempa Afghanistan Terpaksa Hidup Kelaparan dan Tak Memiliki Tempat Berlindung
Pihak berwenang Taliban juga semakin mengganggu pengiriman bantuan kemanusiaan, meskipun ada janji kepada pejabat PBB pada bulan September bahwa mereka tidak akan melakukannya, kata Griffiths.
“Otoritas nasional dan lokal semakin berupaya memainkan peran dalam pemilihan penerima manfaat dan menyalurkan bantuan kepada orang-orang di daftar prioritas mereka sendiri, dengan alasan tingkat kebutuhan yang hampir universal,” katanya.
Gempa dahsyat telah menambah sejumlah keadaan darurat yang dihadapi Afghanistan, termasuk kekeringan terburuk dalam 30 tahun dan kemiskinan besar-besaran. Negara ini juga memiliki jumlah orang tertinggi di dunia yang menghadapi risiko kelaparan. Kantor kemanusiaan PBB (OCHA) pada hari Kamis mengatakan persiapan sedang dilakukan untuk menghindari wabah kolera setelah gempa, karena setengah juta kasus diare akut telah dilaporkan.
“Wabah kolera setelah gempa bumi menjadi perhatian khusus dan serius,” kata OCHA dalam sebuah pernyataan, Kamis. “Persiapan untuk menghindari wabah sedang berlangsung.”
OCHA juga mengatakan sedang berusaha untuk mengkonfirmasi bahwa operasi pencarian dan penyelamatan hampir selesai. Save the Children mengatakan lebih dari 118.000 anak terkena dampak bencana tersebut.
“Banyak anak sekarang kemungkinan besar tanpa air minum bersih, makanan, dan tempat tidur yang aman,” kata badan amal internasional itu.