Jenazah 25 Migran yang Tewas Dalam Truk di Texas Dikembalikan ke Meksiko
10 dari 53 korban adalah remaja, termasuk Olivares. Dalam kegelapan, orang-orang membawa peti mati dan mengaturnya berdampingan di depan sebuah salib besar yang dilindungi oleh terpal yang digantung di atas para pelayat. Para pemuda akan dimakamkan pada hari Jumat. Ratusan orang dari daerah itu berbondong-bondong ke rumah keluarga, yang duduk berjajar. Semua remaja bermain di tim sepak bola lokal dan terkenal.
“Saya tidak bisa menerimanya,” bisik Yolanda Valencia, ibu dari Jair dan Yovani.
Putra-putranya ingin membangun rumah dan membuka toko sepatu di kota berpenduduk sekitar 1.500 orang ini yang terkenal dengan pembuatan sepatunya. “Mereka pergi dengan banyak tujuan yang tidak terwujud,” katanya.
Penyelidikan berlanjut ke jaringan penyelundupan yang akhirnya meninggalkan trailer orang di panas terik di pinggiran San Antonio pada hari yang suhunya mendekati 38 derajat Celcius. Pihak berwenang AS telah menangkap empat orang, termasuk pengemudi truk.
Truk itu membawa 67 orang, menurut Garduno di Institut Migrasi Nasional Meksiko. Pihak berwenang AS mengatakan pada saat itu bahwa korban selamat yang ditemukan di trailer diangkut ke rumah sakit karena serangan panas dan kelelahan.
Selama pertemuan dengan rekannya dari Meksiko , Andres Manuel Lopez Obrador, awal pekan ini, Presiden AS Joe Biden menyebut migrasi sebagai "tantangan belahan bumi" bagi Amerika.