Polri Bentuk Tim Khusus, Usut Kasus Bharada E Gunakan Pistol Glock-17 Tembak Brigadir J
RIAU24.COM - Kepolisian membentuk Tim Khusus, dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mendalami kausu Bharada E yang menggunakan pistol Glock-17.
Senpi Glock-17 yang digunakan Bharada E saat terlibat baku tembak hingga menewaskan Brigadir J, dirumah dinas Kadiv Propam Polri irjen Ferdy Sambo menyisahkan tanda tanya.
“itu bagian yang didalami tim. Sabar sik (dahulu) ok,” kata Kadiv Humas Polri irjen Dedi Prasetyo kepada detik.com, Jumat (15/7).
Bharada E sebelumnya terlibat baku tembak hingga menewaskan Brigadir J mendapat sorotan karena disebut sebagai penembak jitu. Pistol Glock-17 yang digunakan Bharada E menuai tanda tanya.
Sekedar informasi, peristiwa baku tembak itu pada Jumat (8/7) di rumah Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo. Baku tembak itu terjadi antara Brigadir j dan Bharada E.
Brigadir Yoshua adalah anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai sopir dinas istri Kadiv Propam. Bharada E merupakan anggota Brimob bertugas menjadi pengawal Kadiv Propam.
Menurut versi Polri, tembakan itu dipicu sewaktu Brigadir J diketahui masuk kamar sambil menodongkan senjata dan diduga melecehkan istri Ferdy Sambo.
Brigadir J tewas dalam 5 tembakan yang diberondong Bharada E. Sementara Bharada E tidak sama sekali terkena tembakan dari 7 peluru yang dilepas Brigadir J.
Polisi menyebut saat peristiwa terjadi Bharada E menggunakan pistol jenis Glock-17 sedangkan Brigadir J menggunakan pistol jenis HS-9.
Pistol Bharada E lantas menuai tanya dari Senayan. Legislator PDIP Trimedya Panjaitan mempertanyakan kepatutan pistol yang digunakan Bharada E.
“Kemudian tolonng dilihat aturan Kapolri, atau apa namanya, kebiasaan, benar ngga si Bharada E dia menggunakan Glock? Pantas ngga di apakai Glock? Benar ngga dia baru empat tahun jadi polisi?,” kata Trimedya Panjaitan kepada wartawan, Kamis (14/7).
Anggota komisi III DPR ini menilai janggal akan penggunaan senjata tersebut. Menurutnya, senpi itu biasa digunakan tinggkat perwira. Trimedya mmeminta polri memberikan penjelasan.
“Soal seperti itu, yang menurut masyarakat bagian dari kejanggalan-kejangggalan, itu yang harus dibikin terang. Nah kalau itu bisa dinikin terang tim ini, masyarakat yakin, penyelidikannya pun tuntas,” ujarnya.
(***)