Fase Kepulangan Haji 2022: Sebanyak 55 Jemaah Indonesia Meninggal Dunia
RIAU24.COM - Data terbaru daru jemaah haji Indonesia yang meninggal bertambah dan mencapai total 55 jemaah selama fase kepulangan gelombang I.
Jemaah yang meninggal dunia kebanyakan mengalami kelelahan setelah menjalani proses puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Yaqut Cholil Qoumas selaku Menteri Agama mengimbau jemaah untuk tetap menjaga kesehatan dan tidak memforsir diri dalam beribadah.
“Kita semua lelah setelah menjalani puncak ibadah haji. Sebab, haji memang ibadah fisik. Untuk itu, pasca-Armuzna, saya harap jemaah fokus menjaga kesehatan dan tidak memforsir diri,” kata Menag di Jeddah, Sabtu (16/7/2022) dikutip haji.okezone.com.
Yaqut menuturkan, saat ini sebagian jemaah ada yang baru akan melaksanakan tawaf ifadah setelah mabit di Mina. Ia mengingatkan bahwa waktu pelaksanaan tawaf ifadah cukup panjang, kecuali bagi jemaah gelombang awal yang akan segera kembali ke Tanah Air.
“Untuk jemaah yang masih lama di Makkah, diimbau untuk memulihkan kesehatan dan kondisi fisiknya terlebih dahulu dan tidak memaksakan untuk bergegas melakukan tawaf ifadah,” katanya.
Ia berharap jemaah yang berangkat pada gelombang pertama dapat mengatur aktivitasnya selama menunggu jadwal kepulangan, baik kegiatan yang sifatnya ibadah, belanja oleh-oleh, atau lainnya. Demikian juga bagi jemaah gelombang kedua yang masih harus menuju Madinah untuk menjalani Arbain (salat wajib 40 waktu di Masjid Nabawi).
“Perjalanan masih cukup panjang dan itu membutuhkan kondisi fisik yang prima. Cuaca di Arab Saudi juga sangat panas. Jangan tunggu haus untuk minum,” imbaunya.
Yagut menambahkan, angka kematian dalam satu pekan terakhir cukup meningkat. Dalam tiga hari terakhir, jumlah jemaah yang meninggal dunia mencapai sembilan orang. Sehingga dari awal kedatangan jemaah haji di tanah suci sudah sebanyak 55 jemaah yang meninggal dunia.
Lebih lanjut Yaqut menyebutkan bahwa angka kematian jemaah haji tahun ini jauh lebih kecil dibanding lima tahun penyelenggaraan haji sebelumnya. Tahun ini, dengan total jemaah haji 100.051, sampai dengan hari ke-43 operasional haji, ada 55 jamaah yang wafat.
Sementara hingga hari operasional yang sama pada tahun 2015 misalnya, ada 463 jamaah wafat. Pada 2016, ada 224 jamaah wafat. Tiga tahun berikutnya, angka kematian hingga hari ke-43 pada angka 390 (2017), 206 (2018), dan 241 (2019).
Walapun angka kematina menurun, Yaqut tetap meminta jemaah untuk terus memperhatikan kondisi kesehatannya. Ia menambahkan, faktor kelelahan dapat memicu jemaah jatuh sakit, sehingga perlu upaya untuk menyesuaikan aktivitas sesuai kondisi fisiknya masing-masing.
“Mari bersama menjaga fisik kita agar tidak terlalu kelelahan. Sesuaikan aktivitas dengan kemampuan fisik jemaah masing-masing,” pesannya.
(***)