RIAU24.COM - Gambar satelit yang diambil dari luar angkasa menunjukkan Laut Merah sebagai garis biru yang membentang dari utara ke selatan di sepanjang tepi timur laut benua Afrika.

Kebiruan air yang intens, yang sangat kontras dengan warna coklat yang menjemukan dari lanskap sekitarnya, memungkiri nama laut yang terkenal itu. Tampaknya tidak ada sesuatu yang merah tentang Laut Merah.

Jadi, bagaimana Laut Merah mendapatkan julukannya yang terkenal itu?

 "Saya rasa tidak ada yang tahu pasti bagaimana laut itu mendapatkan namanya," kata Karine Kleinhaus, seorang profesor ilmu kelautan dan atmosfer di Universitas Stony Brook, New York.

Tapi itu mungkin, tambahnya, bahwa jawabannya mungkin ada hubungannya dengan ganggang, dalam hal ini yakni, Trichodesmium erythraeum.

Ganggang Trichodesmium erythraeum yang kadang-kadang disebut dengan ‘serbuk gergaji laut,’ adalah jenis cyanobacteria (bakteri air yang bertahan hidup melalui fotosintesis) yang termasuk dalam kelompok ganggang biru-hijau, dan bertanggung jawab atas antara 60% dan 80% konversi nitrogen di laut, menurut ke NASA Earth Observatory.

T. erythraeum sangat produktif dan ditemukan di sebagian besar lautan tropis dan subtropis dunia.

Tumbuh berlimpah di Laut Merah dan tunduk pada mekar berkala, yang terjadi ketika ada pertumbuhan populasi yang cepat.

Ketika alga mati, air berubah warna menjadi coklat kemerahan saat alga yang sekarat menyebar ke permukaan laut.

Namun, ada kemungkinan bahwa Laut Merah dinamai berdasarkan pegunungan merah yang melapisi sebagian garis pantainya, seperti di sepanjang pantai Yordania.

Tapi Laut Merah tidak hanya ditentukan oleh namanya.

"Laut Merah adalah hotspot keanekaragaman hayati dengan banyak hewan endemik yang hanya ditemukan di Laut Merah atau Teluk Aden," kata Kleinhaus.

Panjang dan sempit, Laut Merah (dalam bahasa Arab, Al-Bahr Al-Ahmar) diapit di antara timur laut Afrika dan Semenanjung Arab.

Membentang sekitar 1.200 mil (1.930 kilometer) dari Teluk Suez di utara ke Teluk Aden di selatan, akhirnya menghubungkan dengan Samudra Hindia.

Menurut Britannica, lebar maksimum Laut Merah adalah 190 mil (305 km) dan kedalaman maksimumnya adalah 9.974 kaki (3.040 meter). Ini mencakup area seluas sekitar 174.000 mil persegi (450.000 km persegi).

Laut Merah memiliki salah satu terumbu karang terpanjang di dunia. Membentang sejauh 2.485 mil (4.000 km) dan menampung keanekaragaman hayati laut yang kaya.

Karakteristik unik terumbu membuatnya menjadi satu-satunya tempat perlindungan laut di dunia dari perubahan iklim.

"Karang yang sampai di sana pada akhir zaman es terakhir hanya yang dapat mentolerir suhu dan salinitas yang sangat tinggi, karena kondisi Laut Merah pada saat mereka masuk," kata Kleinhaus.

"Oleh karena itu, mereka sekarang hidup jauh di bawah suhu maksimum dan diprediksi menjadi salah satu terumbu karang terakhir yang bertahan hidup abad ini," lanjutnya.

Laut Merah adalah salah satu perairan termuda di dunia dan dibentuk oleh pemisahan dua lempeng tektonik, Lempeng Arab dan Lempeng Afrika.

"Ini masih hanyut, jadi ini adalah laut yang tumbuh," tambahnya.

(***)