Bripka Ricky Mengaku Ada di Balik Kulkas dan Tahu Rencana Pembunuhan Brigadir J, Simak Penjelasannya!
RIAU24.COM - Misteri dibalik kejanggalan kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J perlahan mulai terkuak ke publik.
Brigadir Ricky Rizal Wibowo atau Brigadir RR yang sempat mengaku sembunyi di balik kulkas, ternyata tahu persis rencana pembunuhan Brigadir J.
Brigadir J tewas pada Jumat (8/7) sore lalu di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Kematian Brigadir J awalnya disebut sebagai insiden tembak menembak. Namun faktanya, tak ada insiden tembak menembak dalam kasus kematian Brigadir J.
Tim khusus Polri telah menetapkan 4 orang tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah Irjen Ferdy Sambo. Sambo diduga menjadi mastermind pembunuhan berencana atas Brigadir J.
Selain itu, dua ajudan dan seorang sopir turut menjadi tersangka dalam kasus ini. Mereka ialah Bharada Richard Eliezer (RE), Brigadir Ricky Rizal (RR), dan Kuat Ma'ruf (KM).
Brigadir RR Ngaku di Balik Kulkas
Komnas HAM yang dilibatkan dalam mengusut kasus ini telah meminta keterangan kepada sejumlah ajudan Ferdy Sambo. Brigadir Ricky turut berada di lokasi kejadian saat Brigadir J tewas.
Setidaknya ada lima orang yang ada di TKP saat Brigadir J tewas. Selain Brigadir J dan Bharada E, disebutkan ada Putri Candrawathi (istri Ferdy Sambo), Bripka Ricky (ajudan), dan S (asisten rumah tangga).
Saat dimintai keterangan awal oleh Komnas HAM, Brigadir Ricky mengaku menyaksikan aksi baku tembak Brigadir J dan Bhadara E. Tetapi dia tidak tahu persis siapa yang sedang baku tembak dengan Yoshua.
Dalam pengakuannya itu, Ricky mendengar istri Ferdy Sambo teriak-teriak meminta tolong dengan memanggil namanya dan Bharada E. Ricky yang saat itu berada satu lantai dengan istri Sambo, berlari menuju ruang utama lokasi istri Sambo berteriak.
Brigadir Ricky kemudian mengaku melihat Brigadir J sedang mengacungkan senjata ke arah tangga, namun tidak melihat siapa sosok yang dibidik Brigadir J. Saat Brigadir J melepaskan beberapa tembakan ke atas, Ricky langsung bersembunyi di balik kulkas.
"Belakangan dia baru tahu bahwa itu ternyata tembak-tembakan antara Bharada E (dan Yoshua)," jelas Ketua Komnas HAM Taufan Damanik saat menceritakan ulang pengakuan Ricky.
Belakangan, insiden baku tembak di rumah dinas Irjen Sambo terbantahkan. Pengacara baruBharada E, Muhammad Boerhanuddin mengatakan, kliennya menyatakan tak ada baku tembak dalam peristiwa tewasnya Brigadir J. Pernyataan ini menepis kronologi awal yang menyebutkan Brigadir J tewas setelah terlibat adu tembak dengan Bharada E.
"Tidak ada memang, kalau informasi tidak ada baku tembak. Pengakuan dia tidak ada baku tembak," kata Boerhanuddin, Senin (8/8).
Boerhanudin juga mengatakan kliennya menjelaskan soal bekas proyektil yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) yaitu rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel).
Dia mengatakan Bhadara E mengaku bekas proyektil yang ada di TKP hanya alibi. Pistol Brigadir J, katanya, sengaja ditembakkan ke arah dinding supaya terkesan ada peristiwa baku tembak.
Hal senada juga disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Kapolri menyebut IrjenFerdy Sambomemerintahkan penembakan.
"Timsus menemukan bahwa peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap Saudara J yang menyebabkan Saudara J meninggal dunia yang dilakukan Saudara RE atas perintah Saudara FS," kata Kapolri, dalam konferensi pers di Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (9/8), dikutip detikcom.
Brigadir Ricky Ternyata Tahu Rencana PembunuhanPeristiwa tembak menembak di rumah Irjen Ferdy Sambo tersebut rupaya hanya rekayasa. Ferdy Sambo diduga merekasaya peristiwa itu.
"Untuk membuat seolah-olah telah terjadi tembak-menembak, Saudara FS melakukan penembakan dengan senjata milik Saudara J ke dinding berkali-kali," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022) malam.
Brigadir Ricky yang awalnya mengaku sembunyi di balik kulkas ternyata tahu mengenai rencana pembunuhan itu. Hal itu terungkap setelah polisi menjelaskan peran Ricky setelah ditetapkan menjadi tersangka.
Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan Brigadir R dan Kuat juga memberikan kesempatan penembakan itu terjadi. Keduanya juga ikut hadir saat Bharada RE (Richard Eliezer) diarahkan Irjen Ferdy Sambo untuk menembak Yoshua. Ricky dan Kuat pun tidak melaporkan rencana pembunuhan itu.
"Memberi kesempatan penembakan terjadi, ikut hadir bersama Kuat, Richard saat diarahkan FS," kata Agus kepada wartawan, Rabu (10/8/2022).
(***)