Pengusaha Bus Khawatirkan Harga Ban yang Langka dan Mahal, Ditambah BBM Naik
RIAU24.COM - Beberapa bulan terakhir pengusaha bus harus dibayangi dengan kelangkaan ban. Tak hanya itu dikarnakan susahnya mencari ban harganya pun juga merangkak naik.
Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan atau yang akrab disapa Sani, mengatakan saat ini pengusaha bus sedang dalam posisi yang sangat sulit.
Terlebih kesulitan ini dibayangi dengan naiknya harga BBM dan juga spare part kendaraan.
"Kami ini sekarang dalam posisi serba sulit. Pemerintah menaikkan harga BBM, di sisi lain spare part naik di atas 15 persen, padahal kami mulai melihat harapan selepas Covid, tapi ternyata seperti ini,” ungkapnya, Senin (5/9).
Kelangkaan ban ini menurut Sani tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Menurutnya jika kondisi ban sudah tidak baik lagi maka harus segera diganti demi keselamatan perjalanan.
Sani melanjutkan, sebelum adanya kelangkaan pengusaha hanya membeli ban sesuai kebutuhan saja.
Namun, menurutnya saat ini pengusaha akan membeli semua stok yang tersedia selagi masih ada.
“Jika pengusaha dulu butuh 30 ban, maka yang dibeli 30 ban saja. Sekarang, saat penjual punya 100 ban, pengusaha angkutan akan beli semua karena belum tentu 2-3 bulan lagi stok masih ada,” jelasnya.
Harga ban sejak akhir 2020 disebut sani telah mengalami kenaikan akibat terganggunya suplai chain global yang memicu kenaikan harga bahan baku dan biaya logistik.
Adapun menurutnya kenaikan harga telah mencapai 15 persen di seluruh jenis produk yang berbeda.
Sani juga mengatakan kelangkaan pasokan ban ini disebabkan oleh larangan terbatas impor ban dan pembatasan kuota.
“Terutama untuk ban-ban truk dan bus jenis radial yang tidak banyak diproduksi di dalam negeri,” tambahnya.