Korsel Ancam Tingkatkan Serangan Jika Korut Gunakan Senjata Nuklir
Selama pertemuan parlemen, Kim mengatakan dalam pidatonya, Korea Utara tidak akan pernah meninggalkan senjata nuklirnya untuk mengatasi ancaman AS.
Dia menuduh Washington mendorong untuk melemahkan pertahanan Pyongyang dan akhirnya meruntuhkan pemerintahannya.
Awal tahun ini, Kim mengatakan, senjata nuklirnya tidak akan pernah terbatas pada satu-satunya misi pencegah perang dan dapat digunakan terlebih dahulu jika kepentingan nasional negaranya terancam.
Korea Utara kemudian menyetujui rencana untuk menetapkan tugas baru ke unit tentara garis depan, memicu spekulasi bahwa itu adalah langkah menuju penggelaran senjata nuklir medan perang di sepanjang perbatasannya dengan Korea Selatan.
Pemerintah konservatif yang baru memimpin pada Mei dipimpin oleh Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan, akan mengambil sikap lebih keras terhadap provokasi Korea Utara.
Meski begitu, Seoul menawarkan rencana dukungan besar-besaran jika Pyongyang melakukan denuklirisasi. Korea Utara secara blak-blakan menolak tawaran bantuan untuk perlucutan senjata itu dan melontarkan penghinaan kasar terhadap pemerintah Yoon. Penggunaan kata-kata seperti penghancuran diri di Seoul tidak biasa tetapi ini bukan pertama kalinya.