Terkait Cawapres Anies Baswedan, Apakah AHY, Ahmad Heryawan Atau Khofifah?
RIAU24.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah resmi dideklarasikan oleh Partai Nasdem sebagai bakal calon presiden (capres) 2024 mendatang.
Terkait calon wakil presiden (cawapres), Partai Politik yang dipimpin oleh Surya Paloh tersebut membebaskan Anies Baswedan untuk memilih.
Kemudian, Anies membocorkan kriteria cawapres untuk mendampinginya di Pilpres 2024.
"Intinya adalah semua putra bangsa, semua yang siap untuk berjalan bersama. Meninggikan kepentingan republik di atas kepentingan yang lain, itu yang akan leluasa untuk kita berjalan bersama," ujar Anies di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022) dikutip sindonews.com.
Namun, di sisi lain terdeteksi bahwa Nasdem telah berkomunikasi intens dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.
Salah satu momen kebersamaan itu terekam saat menghadiri acara resepsi pernikahan putri dari Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto yang merupakan politikus Nasdem pada Minggu 18 September 2022.
Dari foto yang diunggah politikus Partai Demokrat Andi Arief di akun Twitter, terlihat Anies Baswedan bersama tiga pimpinan parpol serta mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Tiga pimpinan parpol itu adalah Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu.
Anies berdiri di antara JK dan Surya Paloh. Sedangkan AHY berdiri di antara Paloh dan Ahmad Syaikhu.
Lalu, siapa cawapres pendamping Anies Baswedan jika ketiga parpol itu berkoalisi di Pilpres 2024?
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai PKS akan berupaya mendorong mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Di PKS, Ahmad Heryawan atau Aher menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro PKS. Sedangkan Khofifah bukan kader PKS.
“Bisa saja didorong," kata Pangi pada Selasa (4/10/2022) dikutip sindonews.com.
Lebih lanjut, Pangi mengatakan Partai Demokrat diyakini akan menyodorkan nama ketua umumnya AHY.
"Kalau PKS mungkin berupaya mendorong Khofifah atau Ahmad Heryawan. Anies-Khofifah, Anies-AHY, atau Anies-Ahmad Heryawan," ujar Pangi.
Dengan demikian, kata Pangi, tinggal bagaimana Nasdem meyakinkan Partai Demokrat dan PKS, apakah tandem Anies Baswedan nantinya adalah salah satu dari kader Demokrat atau PKS.
Dia mengatakan bisa juga koalisi yang dibangun berdasarkan persamaan kepentingan.
"Misalnya koalisi bersyarat Partai Demokrat siap bergabung berkoalisi mengusung Anies dengan syarat membawa nama kandidasi AHY sebagai cawapres pasangan Anies, dan begitu juga PKS misalnya klik pada persamaan kepentingan, atau 5 menteri nanti untuk kader PKS, fair karena enggak punya capres dan cawapres, dan itu sah-sah saja. Partai ikut kontestasi pemilu, kemudian ketika menang, power sharing mengambil alih kekuasaan lewat kursi menteri," pungkasnya.
Sementara itu, Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri bisa diusulkan parpol yang dipimpin Ahmad Syaikhu untuk menjadi tandem Anies Baswedan.
“Jika membaca porsi suara dan posisi daya tawar, PKS bisa saja mengusulkan Salim Segaf, tetapi minim kemungkinan diterima mengingat Anies sudah mewakili identitas Salim, yakni meraup suara pemilih muslim,” kata Dedi Kurnia Syah.
Dedi menambahkan, Demokrat masih lebih mungkin untuk menawarkan AHY. Namun, menurutnya, itu pun sebenarnya masih cukup kecil kemungkinan untuk diterima.
“Dalam artian AHY punya peluang bagus sebagai timses dan bersiap menjadi anggota kabinet jika pilpres dimenangkan, sementara cawapres Anies setidaknya punya dua kekuatan, logistik dan popularitas di luar jangkauan Anies serta partai pengusung,” tutur Dedi.
Dia pun membeberkan sejumlah tokoh yang mendekati kriteria yang diinginkan Anies Baswedan.
"Tokoh yang mendekati kriteria itu ada cukup banyak, mulai dari Sandiaga Uno, Erick Thohir, hingga mungkin Tito Karnavian," pungkas Dedi.
(***)