Ini Respons Pengusaha Soal Pengganti Jokowi, Dukung Siapa?
RIAU24.COM - Heboh soal pemilihan Presiden 2024 sudah mulai terasa sejak kini. Ada dua nama yang kerap disebut untuk masuk ke dalam radar, yakni Gubernur DKI Jakata Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ternyata bagi pengusaha bukan soal figur.
Anies bahkan sudah mendapat restu dari Partai Nasdem sebagai bakal calon Pemilu 2024 yang akan datang.
Kalangan pengusaha pun sudah memantau perkembangannya. Harapannya yakni lahir pemimpin yang mampu mengakomodasi dunia usaha.
"Presiden yang mau mendengar dan memberikan ecosystem berusaha , karena belanja negara APBN & APBD sumber utama dari pajak," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang perdagangan Kadin Benny Soetrisno, mengutip CNBC.
Siapapun Presiden yang akan terpilih kelak maka bakal menghadapi sejumlah tantangan di depan mata. Apalagi kondisi saat ini masih dipenuhi ketidakpastian.
"Kestabilan ekonomi menjadi syarat mutlak kestabilan Politik Demokrasi, daya beli masyarakat harus di jaga dengan berbagai bantuan sosial, sehingga putaran aktivitas ekonomi terjaga," kata Benny.
Melihat pengalaman Pemilu 2014 dan 2019, dunia usaha sempat terguncang akibat ketidakpastian adanya Pemilu. Namun, itu menjadi momentum belajar bagi dunia usaha untuk bersiap-siap dalam mengantisipasinya.
"Antisipasi dalam bentuk koordinasi dan kolaborasi rutin dengan Pemerintah (peraturan / kebijakan) melalui kadin dan Apindo," ujar Benny.
Sementara itu, Anggota komite industri Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Achmad Widjaja menyebut dunia usaha tidak terlalu memerdulikan sosok yang muncul. Ia lebih melihat pemimpin tersebut mampu memudahkan dunia usaha dalam bekerja.
"Yang terpenting bagi dunia usaha bukan figurnya, atau siapa orangnya. Siapapun yang terpenting bisa menjalankan kebijakan dengan baik, artinya konsisten dengan kebijakan yang dibuat, bukan yang berubah-rubah," katanya.
Adanya pandemi membuat situasi tidak menentu, akibatnya pemerintah pun kerap membuat kebijakan yang berubah-rubah. Hal itu menjadi tantangan bagi pemimpin baru dalam beradaptasi. Apalagi dampaknya sangat terasa bagi dunia usaha.
"Dunia usaha ngga macam-macam, terpenting pemimpin itu bisa menciptakan situasi yang kondusif, stabilitas ekonomi juga bagian penting. Terpenting itu apalagi kita masih dalam tahap recovery kan, gak penting figurnya siapa," sebut AW.
Ia juga menyoroti bagaimana sejumlah kebijakan ekonomi sempat berubah belakangan ini, misalnya dalam larangan ekspor CPO dan batu bara di awal tahun silam. Hal itu menimbulkan ketidakpastian bagi dunia usaha kala itu.
"Kalau kebijakannya berubah-rubah yang ada malah menimbulkan inflasi, kan ngaruh karena adanya ketidakpastian, padahal itu yang paling dihindari pengusaha. Akibatnya iklim usaha juga jadi gak bagus," sebut AW.
(***)