Rembuk Nasional Pendidikan Berkualitas, Sekda Arfan Sampaikan ke Dirjen GTK Soal Sulitnya Daerah Rekrut Pengawas dan Kepala Sekolah
RIAU24.COM - SIAK- Sekretaris Daerah kabupaten Siak Arfan Usman menghadiri acara Rembuk Nasional Peningkatkan Sabaran Pendidikan Berkualitas. Acara itu, dibuka secara Vitual Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, bertempat di Auditorium Gedung D, Lantai 2 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Jakarta.
Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini, dalam rangka meningkatkan perluasan pendidikan berkualitas di tingkat SD dan SMP. Serta memfasilitasi pertemuan nasional guna menyebarkan temuan-temuan berharga kepada para pelaku pendidikan di provinsi lain serta mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat.
Acara dilaksanakan bersama dengan Tanoto Foundation ini di kemas dalam bentuk Rembuk Nasional yang di hadiri CEO Global Tanoto Foundation, Dr. J. Satrijo Tanudjojo dan Assoc. Prof. Dinna Prapto Raharja, Ph.D dari Synergy policies. Acara ini di ikuti oleh 5 Provinsi yaitu Provinsi Riau, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, dan Jambi.
Sekretaris daerah Kabupaten Siak Arfan Usman menyampaikan acara ini mencari solusi terhadap pendidikan yang berkualitas juga meningkat kan mutu pendidikan dan meningkatkan perkembangan SDM pembangunan sekolah, dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka 76 persen, siswa dan sekolah berubah menjadi mandiri setelah adanya terobosan Merdeka, dan teknologi Platfrom Merdeka.
Ia menambahkan, Synergy Policies sebagai lembaga penelitian dan konsultasi kebijakan publik, mengidentifikasi konteks, tantangan, serta upaya-upaya meningkatkan sebaran pendidikan berkualitas di Provinsi Riau salah satunya di kabupaten Siak.
“Kami menyambut baik kegiatan ini, kita juga berterimakasih kepada tanoto lewat program PINTAR mengembangkan kualitas pembelajaran di sekolah SD dan SMP melalui pelatihan guru dan kepala sekolah serta pendampingan pemerintah daerah dalam perencanaan pendidikan di kabupaten Siak sudah berjalan dengan baik,”Ujar Arfan.
Rembuk Nasional, tanoto Foundation dan Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi membuka ruang diskusi bagi perwakilan pejabat daerah dan para guru yang hadir, forum itu di manfaatkan Sekda Arfan untuk menyampaikan permasalahan yang terjadi di daerah. Seperti contoh saat ini untuk merekrut kepala sekolah dan pengawas sekolah begitu sulit, karena di atur pemerintah pusat.
“Program yang di gagas tanoto berbanding terbalik dengan kebijakan Kementerian Pendidikan, pasalnya dulu kita mudah memberikan pembekalan calon kepala sekolah dengan ketentuan yang lama. Sekarang merakrut kepala sekolah begitu sulit, banyak ketentuan yang harus di ikuti. Sehingga hampir di semua daerah kekurangan pengawas sekolah”, Ungkapnya.
“Sehingga daerah kurang pengawas, kurang kepala sekolah dan kurang guru yang berkualitas. Bagaimana kita meningkatkan kualitas dan menjalankan program di daerah. Sementara aturannya berbenturan dengan ketentuan yang di keluarkan dari pusat, pusat membuat aturan kami sulit melaksanakannya,"Ucapnya.
Dr. J. Satrijo Tanudjojo CEO Global Tenoto Foundation mengatakan Pendidikan tidak hanya dari guru di sekolah melainkan peran pemerintahan dan juga orang tua dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan.
“Pendidikan berkualitas tidak hanya peran dari seorang guru yang mengajar di sekolah, melain kan peran kepala sekolah, Pemerintahan Daerah dan orang tua juga harus berperan di dalam kualitas pendidikan anak. Peran guru dan kepala sekolah sangat penting dalam kualitas pendidikan anak disekolah sedang kan orang tua berperan sebagai pendidik kualitas anak diluar sekolah. Maka dengan adanya rembuk nasional ini guru dan petinggi pemerintahan daerah bisa menyampaikan permasalahan yang ada di pendidikan di daerah tersebut,"Paparnya.
Turut hadir adalam acara itu, Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Bappenas Drs. Amich Alhumami, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, MA, M.Ed, Ph Sebagai Narasumber Rembuk Nasional dan juga Perwakilan Kabupaten/Kota.*