Natal 2022: Menilik Sejarah Gereja Protestan Tertua di Bali yang Dibangun di Atas Tanah Puri
"Selain itu, juga diperuntukan bagi orang-orang Belanda yang berwisata ke Singaraja," imbuh Christine.
Awalnya, bangunan Gereja GPIB Pniel Singaraja berukuran 7 x 12 meter.
Saat Belanda kalah dari Jepang dalam mempertahankan kekuasaannya di Hindia Belanda, termasuk kota Singaraja, gereja tersebut akhirnya diserahkan ke Raja Buleleng saat itu, Anak Agung Panji Tisna.
Bangunan GPIB Pniel Singaraja pada 20 September 1955 dilakukan perluasan. Selain itu, untuk memperindah gereja, pada 10 November 1982 pihak pengurus gereja kembali melakukan pemugaran.
Bangunan yang kini sudah berusia 84 tahun itu masih kokoh dengan ciri khas bangunan lama. Meski sempat beberapa kali dipugar, kekhasan dari bangunan menara yang berbentuk lancip dan jendela masih tetap dipertahankan.