Kisah Ngeri Sekte Sesat Uganda yang Bakar 700 Jiwa Pengikut Gereja
RIAU24.COM - Kisah mengerikan soal sekte yak hanya datang dari korea Selatan seperti film dokumenter 'In the name of God: A Holy betrayal'. Di Uganda, pernah ada cerita serupa soal sekte kontroversial.
Seperti dilansir dari BBC dan Associated Press sekte itu bernama Movemnet for teh Restorations of the Ten Commandments of God atau gerakan resortasi 10 perintah Tuhan.
Gerakan ini dibentuk oleh Joseph Kibwetere dan Cledonia Mwerinde.
Kibwetere merupakan mantan petugas administrasi sekolah yang begitu terobsesi dengan visi 10 perintah Tuhan dalam ajaran Kristen.
Sedangkan Cledonia Mwerinde adalah seorang pengusaha.
Sekte ini percaya bahwa dunia akan berakhir pada 31 Desember 1999, tepat saat peralihan ke milenieum baru.
mereka mendaftarakan gerakan itu sebagai kelompok yang tujuannya adalah mematuhi Sepuluh Hukum Allah dan memberitakan firman Yesus kristus.
Cara Rekrut Anggota
Cara Joseph Kibwetere dan Cledonia Mwerinde merekrut pengikutnya dengan menggerakkan setiap keluarga para pengikut.
ketika seorang anggota baru masuk, maka ia wajib juga merekrut seluruh keluarganya.
Dari sana, para keluarga pengikut sekte diawajibkan untuk tinggal di lembah yang sunyi dan bercocok tanam.
Kegiatan ini berguna untuk memenuhi kebutuhna sehari-hari para anggota sekte.
Gaya Ajaran Sekte
Para pengikutnya yakin bahwa Joseph Kibwetere selaku pendeta bisa melakukan beberapa mukjizat seperti menghidupkan orang yang meninggal.
Kiamat Tidak Terjadi
Pada akhirnya, ketika tahun berganti, 1 Januari 2000 tak terjadi apa-apa. Kibwetere lantas merevisi prediksi kiamatnya menjadi 17 Maret 2000.
Mereka kemudian menggelar pesta besar-besaran di sebuah gereja di Kanungu, Uganda.
ENtah siapa yang merencanakannya, 724 orang tewas terbakar habis di dalam gereja tersebut. Termasuk Joseph Kibwetere dan Cledonia Mwerinde.
Pihak berwajib menduga bahwa para pengikut tak terima ketika telah mengobarkan segenap hartanya untuk sekte ini.
(***)