Puncak Hujan Meteor Eta Lyrid Terjadi Hari Ini, Cek Jadwal Lengkapnya
RIAU24.COM - Puncak hujan meteor Eta Lyrid akan terjadi pada Selasa (9/5) mulai pukul 22.15 WIB hingga fajar pada Rabu (10/5). Hujan meteor ini dapat disaksikan di langit utara.
"Hujan meteor ini berada pada puncaknya yang dapat dilihat dari arah rasi Lyra, di langit utara," tulis @bosschaobservatory di Instagram, Rabu (3/5).
Dikarenakan berada di langit utara, maka bumi bagian selatan akan melihat hujan meteor ini dengan jumlah yang lebih sedikit.
Eta Lyrid sendiri terjadi selama tanggal 3-12 Mei, tetapi puncaknya baru terjadi pada tanggal 9 Mei.
Fenomena yang terjadi setiap tahun antara 19 April hingga 28 Mei ini dikarenakan Bumi melewati wilayah serpihan komet C/1983 H1 (IRAS-Araki-Alcock).
Dikutip dari Universe Guide, hujan meteor ini dapat melesat dengan kecepatan hingga 44 kilometer per jam.
Sayangnya, hujan meteor ini terjadi dengan intensitas yang cukup rendah, hanya 3 meteor per jam (Zenith Hourly Rate/ZHR). Intensitas tersebut bisa meningkat jika wilayah serpihan komet yang terlewati semakin dekat.
Meski demikian, hujan meteor Eta Lyrid memiliki population index atau indeks populasi dengan nilai 3.
Indeks populasi sendiri merujuk pada distribusi magnitudo meteor. Semakin kecil indeksnya, semakin terang meteornya, semakin besar, semakin redup meteornya.
Untuk menikmati fenomena langit ini, Anda harus mencari area yang jauh dari lampu kota untuk mendapatkan pemandangan terbaik. Berikan waktu sekitar 30 menit dalam kegelapan agar mata Anda dapat beradaptasi.
Ini berarti Anda tidak melihat ke arah cahaya, termasuk ponsel. Selain itu, lihat ke arah yang jauh dari Bulan.
Hujan meteor Eta-Lyriid menjadi fenomena antariksa ketiga yang terjadi di Mei 2023. Sebelumnya ada fenomena Gerhana Bulan Penumbra dan hujan meteor Eta Aquariid yang terjadi pada Sabtu (6/5).
Eta Lyrid sendiri terjadi selama tanggal 3-12 Mei, tetapi puncaknya baru terjadi pada tanggal 9 Mei.
Fenomena yang terjadi setiap tahun antara 19 April hingga 28 Mei ini dikarenakan Bumi melewati wilayah serpihan komet C/1983 H1 (IRAS-Araki-Alcock).
Dikutip dari Universe Guide, hujan meteor ini dapat melesat dengan kecepatan hingga 44 kilometer per jam.
Sayangnya, hujan meteor ini terjadi dengan intensitas yang cukup rendah, hanya 3 meteor per jam (Zenith Hourly Rate/ZHR). Intensitas tersebut bisa meningkat jika wilayah serpihan komet yang terlewati semakin dekat.
Meski demikian, hujan meteor Eta Lyrid memiliki population index atau indeks populasi dengan nilai 3. Indeks populasi sendiri merujuk pada distribusi magnitudo meteor. Semakin kecil indeksnya, semakin terang meteornya, semakin besar, semakin redup meteornya.
Untuk menikmati fenomena langit ini, Anda harus mencari area yang jauh dari lampu kota untuk mendapatkan pemandangan terbaik. Berikan waktu sekitar 30 menit dalam kegelapan agar mata Anda dapat beradaptasi.
Ini berarti Anda tidak melihat ke arah cahaya, termasuk ponsel. Selain itu, lihat ke arah yang jauh dari Bulan.
Hujan meteor Eta-Lyriid menjadi fenomena antariksa ketiga yang terjadi di Mei 2023. Sebelumnya ada fenomena Gerhana Bulan Penumbra dan hujan meteor Eta Aquariid yang terjadi pada Sabtu (6/5).
(***)