Pantang Menyerah, Kepala NATO ke Erdogan: Swedia Telah Penuhi Kewajiban untuk Keanggotaan
RIAU24.COM - Kepala NATO Jens Stoltenberg pada hari Minggu mengimbau Turki untuk melepaskan penentangannya terhadap upaya Swedia untuk menjadi anggota aliansi pertahanan pimpinan AS, berharap bahwa aksesi Stockholm akan diselesaikan sesegera mungkin.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menghadapi tekanan untuk memberikan lampu hijau kepada keanggotaan NATO Swedia menjelang pertemuan puncak yang akan dijadwalkan pada bulan Juli di ibukota Lithuania, Vilnius.
"Keanggotaan akan membuat Swedia lebih aman tetapi juga membuat NATO dan Turki lebih kuat," kata Stoltenberg saat berbicara kepada wartawan setelah mengadakan pembicaraan dengan Presiden Erdogan bersama dengan Menteri Luar Negeri Turki yang baru diangkat Hakan Fidan, yang sebelumnya memimpin badan intelijen di Istanbul.
"Saya berharap untuk menyelesaikan aksesi Swedia sesegera mungkin," katanya.
Pada hari Sabtu, Stoltenberg berpartisipasi dalam acara yang diadakan untuk menandai terpilihnya kembali Erdogan, yang kembali berkuasa untuk melayani lima tahun lagi. Upacara mewah itu juga menyaksikan partisipasi puluhan pemimpin dunia di Ankara.
Turki, anggota NATO, telah memprotes masuknya Swedia ke aliansi militer. Turki dan Hongaria adalah dua negara NATO yang tersisa untuk meratifikasi tawaran keanggotaan.
Finlandia bergabung dengan NATO secara resmi pada bulan April.
Protes anti-Turki
Swedia dituduh oleh Erdogan sebagai surga bagi teroris seperti anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK), sebuah kelompok yang Turki dan sekutu Baratnya telah masuk daftar hitam.
"Swedia telah mengambil langkah konkret yang signifikan untuk memenuhi kekhawatiran Turki," kata Stoltenberg.
"Ini termasuk mengubah konstitusi Swedia, mengakhiri embargo senjata, dan meningkatkan operasi kontra-terorisme termasuk terhadap PKK. Swedia telah memenuhi kewajibannya," tambahnya.
Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom juga menyatakan bahwa Stockholm telah memenuhi semua komitmen untuk bergabung dengan NATO dan meminta Hongaria dan Turki untuk mengizinkan negaranya masuk ke dalam aliansi.
Ankara tidak senang dengan protes anti-Erdogan dan anti-Turki di Stockholm.
Pihak berwenang di Swedia mengizinkan demonstrasi yang bertajuk ‘Tidak untuk NATO, Tidak Ada Hukum Erdogan di Swedia’ berlangsung di pusat kota pada hari Minggu.
"Kebebasan berkumpul dan berekspresi adalah nilai-nilai inti dalam masyarakat demokratis. Tapi kita harus ingat mengapa ini terjadi," kata Stoltenberg.
"Penyelenggara demonstrasi ini ingin memblokir aksesi Swedia ke NATO dan merusak kolaborasinya dengan Turki melawan terorisme dan melemahkan NATO. Kita seharusnya tidak membiarkan mereka berhasil," tambahnya.
(***)