Milad ke 53 LAM Riau Kental Nuansa Adat dan Islami
"Jadi Tapak Lapan itu maksudnya orang Melayu harus bisa bekerja disemua bidang, maka nanti dikupas bagaimana ekonomi masyarakat tempatan oleh Pak Dr Elmustian Rahman, ekonomi kreatif oleh Dr Edyanus dan Dr Junaidi bersama Dr Suwondo bagaimana membangun sebuah sistem tapak lapan ekonomi itu sendiri," jelas Taufik.
Dikatakannya, kegiatan majelis zikir sendiri rutin dilaksanakan LAM Riau bahkan ini kali ke 10 digelar LAM. "Kita yakin bahwa apa yang dilahirkan leluhur kita dulu memiliki makna agama yang luas, maka saat ini kita seperti membangkitkan kembali batang terandam itu, sebab nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri ditentukan oleh nilai agama," lanjut mantan wartawan nasional Kompas ini.
Sementara itu Gubernur Riau dalam sambutannya pada malam majelis zikir tersebut menyampaikan bahwa LAM banyak membawa dampak dan perubahan di Riau, melalui tunjuk ajar Melayu yang dilahirkan almarhum H Tennas Efendi.
"Harus kita pegang tittah kemelayuan itu sendiri. Bagaimana anak jati Melayu ini sukses dan sejajar dengan anak-anak lain di Indonesia ini. Resam adat yang sudah turun temurun ini harus kita rawat. Pemprov Riau mengharapkan dukungan berbagai lembaga dan organisassi, terkhusus LAM untuk kemajuan di masa akan datang," sambut Gubri.
Pada kesembatan ini Gubri memaparkan bagaiamana pertumbuhan ekonomi Riau tertinggi diluar Pulau Jawa dan Riau hanya kalah dari segi jumlah penduduk, begitu juga perkembangan ekonomi syariah, Riau katanya dijadikan tempat belajar dari provinsi lain di tanah air.
"Nah, sebagai penduduk yang multi cultural, multi agama, harus dijaga agar tetap utuh, agar tidak terjadinya gejolak dalam masyarakat yang akibatnya pecah persatuan dan kesatuan kite. Jika gejolak terjadi tentu menghambat pembangunan di segala bidang. Misalnya, terjadi gejolak keagamaan akan berpengaruh kepada tatanan hidup masyarakat yang tidak rukun tentu ini harus dijaga baik-baik," pesan Gubri.