Makin Mesra, Kim Jong Un Hibur Putin dan Bersumpah Untuk Hal Ini
RIAU24.COM - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin tampak lebih dekat dari sebelumnya.
Ia telah bersumpah untuk berpegangan tangan dengan mitranya dari Rusia dan bekerja menuju tujuan bersama mereka untuk membangun negara yang kuat, kantor media pemerintah Korean Central News Agency (KCNA).
Menyampaikan dukungan penuh dan solidaritasnya dengan Moskow, Kim mengirim pesan kepada Putin pada Hari Nasional Rusia.
"Keadilan pasti akan menang dan rakyat Rusia akan terus menambah kejayaan dalam sejarah kemenangan," kata KCNA mengutip Kim.
Diktator itu menyerukan kerja sama strategis yang lebih erat dengan Moskow.
"Berpegangan tangan erat dengan presiden Rusia, sesuai dengan keinginan bersama rakyat kedua negara untuk memenuhi tujuan besar membangun negara yang kuat,” kata Kim.
Khususnya, ini bukan contoh pertama ketika Kim berusaha menenangkan Putin dengan kata-kata manisnya. Pada bulan Mei, Kim mengirim surat kepada Putin, memuji perjuangan suci Rusia melawan apa yang disebutnya imperialis.
"Kami mengirimkan harapan hangat kepada Anda, tentara Rusia dan rakyat Rusia atas perjuangan suci mereka untuk menjaga perdamaian dunia," bunyi surat itu.
Hubungan Kim dan Putin yang tidak mungkin
Persamaan yang tidak mungkin antara Kim dan Putin berkembang setelah yang terakhir menginvasi Ukraina tahun lalu. Kremlin juga telah berusaha untuk meningkatkan hubungan, seperti yang terbukti dari tindakannya.
Awal bulan ini, Rusia dan China mengabaikan seruan AS untuk mengutuk Korea Utara di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) atas upayanya meluncurkan satelit. Kedua negara malah menyalahkan Washington karena meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
Awal tahun ini, Gedung Putih mengklaim telah menemukan bukti bahwa Rusia membeli senjata dari Korea Utara untuk perang Ukraina, dan sebagai imbalannya menyediakan makanan dan air ke negara yang dilanda krisis itu.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa Rusia, yang sangat membutuhkan amunisi dan senjata tambahan setelah sanksi barat, beralih ke negara-negara "nakal" untuk mendanai perangnya.
"Sebagai bagian dari kesepakatan yang diusulkan ini, Rusia akan menerima lebih dari dua lusin jenis senjata dan amunisi dari Pyongyang," kata Kirby.
"Kami juga memahami bahwa Rusia berusaha mengirim delegasi ke Korea Utara dan bahwa Rusia menawarkan makanan kepada Korea Utara dengan imbalan amunisi," tambahnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara telah mempercepat program misilnya, yang membuat kecewa dunia Barat. Namun, Putin dan Moskow tetap berada di sudutnya, sepanjang proses.
(***)