RIAU24.COM - Permainan roleplay di media sosial baru-baru ini menjadi topik hangat di kalangan warganet. 

Hal ini bermula dari video TikTok yang memperlihatkan seorang ayah yang memarahi anak perempuannya karena kedapatan bermain roleplay.

Ternyata, bocah itu memang ketagihan roleplay di TikTok sampai lupa waktu.

Parahnya lagi, dia melakukan konten roleplay yang kurang pantas dengan usianya bersama dengan orang-orang yang tidak dikenal.

Psikiater dr Lahargo Kembaren, SpKJ mengingatkan bahaya bermain roleplay di platform sosial. 

Menurutnya, hal tersebut bisa menimbulkan dampak psikologis yang besar, terutama pada perkembangan kepribadian.

"Kepribadian itu merupakan ciri seseorang dalam menyikapi kehidupannya sehari-hari. Kepribadiannya bisa terganggu menjadi yang namanya gangguan kepribadian," ujarnya.

Ia menjelaskan ada beberapa gangguan kepribadian yang bisa diidap anak yang kecanduan bermain roleplay di medsos.

Salah satunya yakni gangguan kepribadian borderline.

"Gangguan kepribadian borderline ini anak tidak memiliki citra diri yang baik, emosionalnya labil sekali," ungkapnya.

Selain borderline, anak yang keseringan roleplay juga bisa mengidap kepribadian yang narsisistik.

"Anak ingin selalu menjadi yang paling hebat, paling jago, dan nomor satu," imbuhnya.

Gangguan kepribadian selanjutnya yakni histrionik, saat anak akan selalu mencari perhatian, dan kepercayaan dirinya bergantung dari persetujuan orang lain.

"Ada juga paranoid, bawaannya curiga terus, takut terus. Gangguan kepribadian bisa terjadi sebagai dampak roleplay yang tidak diawasi dan diatur waktunya dengan baik," tandasnya. ***