Lebih Dari 100 Orang Terluka Pasca Pengunjuk Rasa Eritrea Bentrok dengan Polisi Israel di Tel Aviv
RIAU24.COM - Lebih dari 100 orang terluka setelah bentrokan kekerasan pecah antara pendukung pemerintah Eritrea yang merayakan acara Hari Eritrea dan penentang Presiden Isaias Afwerki di ibu kota keuangan Israel, Tel Aviv, pada Sabtu (2 September), kata sebuah laporan oleh Reuters.
Sebuah laporan oleh kantor berita AFP mengutip polisi dan sumber-sumber medis juga mengatakan bahwa polisi Israel menembaki beberapa demonstran setelah acara tersebut berubah menjadi kekerasan.
Bentrokan pecah selama acara pro-rezim, yang diselenggarakan oleh kedutaan Eritrea di luar tempat Tel Aviv selatan untuk menandai Hari Revolusi pada 1 September. Hari itu memperingati dimulainya Perang Kemerdekaan Eritrea melawan Ethiopia pada tahun 1961.
Apa yang terjadi di Tel Aviv?
Menurut Reuters, polisi Israel menembakkan granat kejut untuk membubarkan bentrokan, sementara beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu ke polisi dan membakar tempat sampah. Ini setelah ratusan warga Eritrea anti-pemerintah menyerbu tempat tersebut untuk mencegah acara tersebut berlangsung.
Polisi Israel juga menyatakan pertemuan itu sebagai demonstrasi ilegal dan memerintahkan jalan untuk dikosongkan. Namun, pengunjuk rasa melemparkan batu dan papan kayu ke arah petugas, yang menggunakan cara pembubaran kerusuhan untuk membersihkan warga Eritrea, beberapa di antaranya merusak toko-toko di daerah itu, kata polisi, seperti dikutip AFP.