Banjir Libya: Korban Tewas Capai 11.000, 10.000 Lainnya Masih Hilang
RIAU24.COM - Jumlah korban tewas dalam banjir mematikan Libya yang disebabkan oleh jebolnya dua bendungan di kota pesisir Derna telah mencapai 11.300, dengan pihak berwenang melaporkan sebanyak 10.000 lainnya hilang.
Jumlah korban tewas sebelumnya di Derna mencapai 5.500.
Warga kota mendengar ledakan keras Minggu malam (10 September) sebelum dua bendungan di luar kota runtuh setelah hujan lebat.
Dalam waktu singkat, banjir menyapu kota, menabrak bangunan, orang, dan hampir semua yang menghalangi jalan menuju laut.
Sebagian besar kematian bisa dihindari
Para pejabat PBB percaya sebagian besar penyebab bisa dihindari seandainya ada layanan meteorologi yang beroperasi normal.
"Jika akan ada layanan meteorologi yang beroperasi normal, mereka bisa mengeluarkan peringatan," kata kepala Organisasi Meteorologi Dunia Petteri Taalas kepada wartawan di Jenewa.
"Otoritas manajemen darurat akan dapat melakukan evakuasi," tambahnya.
Sebelumnya, WMO sebelumnya mengatakan telah mengeluarkan peringatan 72 jam sebelum tragedi itu terjadi dan juga memberi tahu semua pemerintah melalui email dan media.
Para pejabat di Libya timur juga memperingatkan tentang badai dan menyarankan orang-orang untuk mengungsi dari daerah pesisir karena gelombang laut yang diperkirakan. Namun, tidak ada peringatan yang dikeluarkan tentang potensi runtuhnya bendungan.
Mati dimakamkan di kuburan massal
Menteri Kesehatan Libya Timur Othman Abduljaleel mengatakan Kamis (14 September) bahwa pihak berwenang menguburkan mayat di kuburan massal.
Pada hari Kamis, lebih dari 3.000 mayat telah dikuburkan, sementara 2.000 lainnya masih diproses. Sebagian besar mayat dimakamkan di luar Derna sementara yang lain dipindahkan ke kota-kota terdekat.
Jumlah korban tewas akan meningkat
Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena beberapa mayat diyakini terkubur di bawah puing-puing dan lumpur.
Tim penyelamat telah berjuang untuk membersihkan daerah itu dengan membawa mesin dan peralatan berat.
Penduduk setempat seperti dikutip oleh Associated Press mengatakan bahwa jumlah korban tewas sebenarnya jauh lebih tinggi daripada yang diumumkan oleh pihak berwenang.
“Jumlah korban bahkan mungkin naik menjadi 20.000 mengingat skala dan gravitasi situasi,” kata Walikota Derna Abdel-Moneim al-Ghaithi.
(***)