Utusan Israel untuk PBB Kecam Erdogan Ketika Hubungan dengan Turki Anjlok
RIAU24.COM - Hubungan Israel-Turki jatuh ke titik terendah baru ketika Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan mengecam Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas pernyataannya baru-baru ini terhadap Israel dengan mengatakan, "Seekor ular akan tetap menjadi ular".
Dia dilaporkan mengatakan bahwa Presiden Turki mencoba untuk meningkatkan citranya, tetapi tetap anti-Semit.
Erdogan menuduh Israel sebagai ‘penjahat perang’ dan ‘penjajah’ selama pidatonya selama satu jam di sebuah demonstrasi pro-Palestina di mana ia juga menegaskan kembali pendiriannya bahwa Hamas tidak boleh dicap sebagai organisasi teroris karena mereka adalah ‘pejuang kemerdekaan’.
Dia juga menyatakan ketidaksetujuannya yang kuat terhadap dukungan ‘tanpa syarat’ negara-negara Barat tertentu untuk Israel.
Erdogan membuat pernyataan ini saat berpidato di sebuah demonstrasi pro-Palestina di Istanbul di tengah perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung.
"Kami akan memberitahu seluruh dunia bahwa Israel adalah penjahat perang. Kami sedang membuat persiapan untuk ini. Kami akan menyatakan Israel sebagai penjahat perang," katanya menambahkan, "Israel telah secara terbuka melakukan kejahatan perang selama 22 hari, tetapi para pemimpin Barat bahkan tidak dapat meminta Israel untuk gencatan senjata, apalagi bereaksi terhadapnya."
Kerumunan di Istanbul mendengarkan Presiden Turki terlihat melambaikan bendera Palestina.
Israel menarik diplomat dari Turki
Dalam tindakan pembalasan atas pernyataan Erdogan yang tidak diinginkan, Israel menarik diplomatnya dari Turki.
Menteri Energi Israel Katz, yang tahun depan akan mengambil peran sebagai menteri luar negeri, mengatakan bahwa Presiden Turki ‘mengekspos wajah aslinya’.
"Pria Ikhwanul Muslimin mendukung teror Hamas-Daesh," tulis Katz di X dan menambahkan, "Bahkan kaffiyeh-nya tidak akan menutupi rasa malu."
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan, "Mengingat pernyataan serius yang datang dari Turki, saya telah memerintahkan kembalinya perwakilan diplomatik ke sana untuk melakukan evaluasi ulang hubungan antara Israel dan Turki."
(***)