Peneliti Jerman Jajaki Kerjasama Pemanfaatan Biomassa PTPN V
"Butuh waktu paling tidak 5 tahun, untuk bisa mengubah bahan bakar dari yang batu bara ke yang lebih ramah lingkungan," ujar Benhard.
"Tentu harapan kami sumber energi berkelanjutan menjadi tulang punggung untuk industri terutama tekstil di masa mendatang sehingga nanti akan terbangun kekuatan ekonomi untuk dua pihak, Indonesia bisa kirim produk ke pasar Eropa, mereka juga bisa masuk ke pasar kita," paparnya.
Sementara itu, CEO PTPN V Jatmiko Santosa menyambut baik kedatangan dua peneliti Jerman tersebut. Ia mengatakan strategi PTPN V dalam memperkuat pemanfaatan EBT adalah melalui sinergi dan transfer pengetahuan dengan berbagai pihak. Mulai dari Badan Riset dan Inovasi Nasional hingga perusahaan swasta berhasil membangun lima instalasi pembangkit tenaga biogas (PTBG).
Selain itu, anak perusahaan calon pendiri PalmCo dalam waktu dekat tersebut juga tengah menjalin kerjasama dengan Korea Selatan dan Jepang untuk memperkuat pemanfaatan biogas.
"Sejalan dengan grand strategy perusahaan untuk menghasilkan produk sustainable plus palm oil yang mulai diimplementasikan sejak 2019, upaya dekarbonisasi dan pemanfaatan renewable energy menjadi salah satu program yang mengalami percepatan,” paparnya.
Untuk diketahui, saat ini PTPN V menjadi perusahaan perkebunan plat merah terbesar yang memanfaatkan EBT melalui pengolahan POME dengan PTBg. Baru-baru ini, keseriusan PTPN V memaksimalkan EBT diganjar penghargaan internasional Asean Energy Awards (AEA) 2023 dalam rangkaian 41st ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) and ASEAN Energy Business Forum.