Hamas Siap Lepaskan 70 Sandera Dengan Imbalan Lakukan Gencatan Senjata di Gaza
RIAU24.COM - Sayap bersenjata kelompok pejuang militan Palestina, Al-Qassam yang berasal dari Fraksi Hamas, mengatakan pada Senin (13/11/2023) bahwa mereka telah mengatakan kepada para mediator dari Qatar bahwa mereka siap untuk membebaskan hingga 70 wanita dan anak-anak yang ditahan di Gaza.
Namun hal ini tidak bisa dilakukan tampa adanya imbalan.
Hamas meminta imbalan atas pembebasan ini dengan gencatan senjata selama lima hari dengan Israel.
"Pekan lalu ada upaya dari saudara-saudara Qatar untuk membebaskan tawanan musuh yang terdiri dari wanita dan anak-anak, sebagai imbalan atas pembebasan 200 anak Palestina dan 75 wanita yang ditahan oleh musuh," kata Juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, Abu Ubaida dalam sebuah rekaman audio yang diposting di saluran Telegram kelompok tersebut.
"Gencatan senjata harus mencakup gencatan senjata secara menyeluruh dan memungkinkan bantuan dan pertolongan kemanusiaan di mana-mana di Jalur Gaza," katanya.
Namun ia khawatir justru Israel yang membatalkan perjanjian kesepakatan tersebut, dengan "menunda-nunda dan menghindari" nilai yang telah disetujui.
Sebelumnya pihak Hamas, mengatakan lebih dari 60 sandera hilang karena serangan udara Israel di Gaza.
Akhir bulan lalu, Hamas mengatakan bahwa sekitar 50 tawanan yang ditahan oleh kelompok tersebut terbunuh dalam serangan Israel di Gaza.
Abu Ubaida mengatakan dalam akun telegram Hamas bahwa 23 mayat dari 60 tawanan Israel yang hilang terjebak di bawah reruntuhan.
"Sepertinya kita tidak akan pernah bisa menjangkau mereka karena agresi brutal penjajah Israel yang terus berlanjut terhadap Gaza," katanya.
Reuters tidak dapat segera memverifikasi pernyataan tersebut. Tentara Israel menolak berkomentar.
Amerika Serikat telah menerbangkan pesawat tanpa awak di atas Gaza untuk mencari sandera yang diculik oleh Hamas.
Hamas, sejauh ini telah membebaskan empat warga sipil di antara 239 orang yang diyakini masih ditahan.
(***)