LAM Riau Apresiasi PTPN V dalam Diskusi Pancung Alas
Sementara itu, pada zaman modern seperti saat ini, Pancung Alas secara harfiah turut diterapkan melalui kebijakan corporate social responsibility atau CSR perusahaan. Di PTPN V, penerapan itu dibungkus dalam program tanggung jawab sosial lingkungan.
Perwakilan PTPN V menjabarkan bahwa perusahaan milik negara yang beroperasi di Provinsi Riau dengan perkebunan sawit sebagai komoditas utama terus berkomitmen memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Mulai dari pembangunan kebun plasma yang mencapai 56.000 hektare atau 66 persen dari kebun inti yang diusahakan perusahaan seluas 71.300 hektare, peningkatan UMKM, serta penguatan petani sawit swadaya melalui bibit sawit unggul bersertifikat.
Untuk persentase plasma sendiri, PTPN V telah melampaui ketentuan pemerintah yang mewajibkan perusahaan sawit untuk memenuhi mandatori 20 persen kemitraan plasma.
Namun, meski telah mewujudkan komitmen untuk memberdayakan masyarakat serta petani sawit swadaya, masih terdapat oknum yang mengatasnamakan masyarakat adat berupaya mengganggu perusahaan. “Diskusi ini adalah langkah awal kita untuk menyamakan persepsi karena secara umum gesekan-gesekan yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dalam cara pandang. Terimakasih kepada PTPN V yang hadir dan memberikan masukan dalam diskusi hari ini,” tutur Firdaus. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Umum DPH Datuk Seri H Taufik Ikram Jamil, Derichard, Syaiful, serta Fatmawati Adnan yang memandu jalannya kegiatan diskusi yang berlangsung selama sekitar tiga jam tersebut. ***