Serangan Udara Israel yang Intens Hantam Khan Younis, Sebagian Gaza Pemadaman Total
RIAU24.COM - Serangan udara yang intens oleh Israel melanda selatan Jalur Gaza pada hari Senin (4 Desember) merenggut nyawa puluhan warga Palestina dan melukai yang lain.
Laporan kantor berita Reuters, target serangan udara juga termasuk daerah-daerah di mana Israel telah mengatakan kepada orang-orang untuk mencari perlindungan.
Tentara dan tank Israel juga mendorong kampanye darat melawan militan Hamas di selatan daerah kantong setelah terutama menguasai wilayah utara yang sekarang hancur.
Israel sebelumnya pada hari Senin memerintahkan warga Palestina untuk meninggalkan bagian kota selatan utama Gaza, Khan Younis.
Namun, penduduk mengeluh bahkan daerah-daerah itu diserang di mana mereka diminta untuk pergi.
Ledakan terlihat dekat dengan daerah pemukiman di Gaza, menurut Reuters, dengan banyak bangunan mengalami pemadaman total karena kurangnya listrik.
Di PBB, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengimbau Israel untuk menghindari tindakan lebih lanjut yang akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengkhawatirkan di Gaza.
"Bagi orang-orang yang diperintahkan untuk mengungsi, tidak ada tempat yang aman untuk pergi dan sangat sedikit untuk bertahan hidup," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Amerika Serikat juga mengindikasikan bahwa mereka mengharapkan Israel untuk menghindari menyerang daerah-daerah yang telah diidentifikasi oleh otoritas Israel sebagai zona larangan menyerang di Gaza.
"Mereka juga mengindikasikan bahwa ada daerah di mana akan ada zona 'larangan mogok'. Dan di zona-zona itu, kami berharap Israel menindaklanjuti untuk tidak menyerang," kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih.
“Tentara Israel mengatakan kepada badan kesehatan PBB untuk meninggalkan gudang Gaza selatan,” kata Tedros
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Senin mengatakan bahwa militer Israel telah mengatakan kepada badan kesehatan PBB untuk mengosongkan gudang bantuan di Gaza selatan sebelum serangan darat di daerah itu membuatnya tidak dapat dioperasikan.
"Hari ini, WHO menerima pemberitahuan dari Pasukan Pertahanan Israel bahwa kami harus memindahkan pasokan kami dari gudang medis kami di Gaza selatan dalam waktu 24 jam, karena operasi darat akan membuatnya tidak dapat digunakan," tulis Tedros di X, sebelumnya Twitter.
"Kami mengimbau Israel untuk menarik perintah, dan mengambil setiap langkah yang mungkin untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan fasilitas kemanusiaan," tulisnya.
(***)