Korea Utara Akan Sambut Turis Rusia Di Tengah Reaksi Keras Atas Pembatasan Covid Yang Kuat
RIAU24.COM - Reuters melaporkan bahwa sekelompok warga Rusia akan tiba sebagai turis pertama di Korea Utara yang menerapkan beberapa penguncian perbatasan Covid 19 paling keras pada awal tahun 2020, seperti yang diungkapkan oleh pernyataan dari otoritas provinsi Rusia dan pemandu wisata Barat.
Untuk memasuki Korea Utara telah sangat dibatasi sejak negara di bawah kepemimpinan pemimpinnya Kim Jong Un menutup perbatasannya pada awal pandemi Covid 19.
Selain itu, kesaksian pembelot baru-baru ini dalam sebuah laporan baru mengungkapkan bahwa Korea Utara telah mengeksekusi warganya karena melanggar aturan karantina Covid 19 selama pandemi, seperti dilansir Nknews.
Ini terjadi ketika Korea Utara mengumumkan tahun lalu bahwa mereka akan mulai mengizinkan masuknya warga yang telah dilarang dari negara itu selama hampir empat tahun karena kontrol perbatasan pandemi.
Terbaru, kekhawatiran juga ditandai oleh Human Rights Watch yang menyatakan dalam World Report 2024 bahwa pemerintah Korea Utara terus mengeksploitasi pandemi Covid 19 untuk menegakkan perintah tembak di tempat di perbatasan utaranya, membatasi pergerakan, mempertahankan pembatasan perdagangan, dan memperkuat kontrol ideologis.
Tur empat hari mendatang diiklankan oleh agensi yang berbasis di Vladivostok. Ini dilaporkan mengikuti diskusi antara gubernur wilayah timur jauh Rusia Primorsky Krai dan para pejabat di Pyongyang pada bulan Desember.
Laporan media sebelumnya menunjukkan bahwa analisis citra satelit sebelum dan sesudah pandemi Covid 19 di sepanjang perbatasan Tiongkok dan Rusia mengungkapkan sejauh mana langkah-langkah pembatasan yang diterapkan oleh rezim Kim Jong Un.
Sebagaimana diuraikan dalam rencana perjalanan online, para wisatawan dijadwalkan berangkat pada 9 Februari dan akan mencakup pemberhentian di Pyongyang dan sebuah resor ski.
Simon Cockerell, manajer umum di Koryo Tours yang berbasis di Beijing dilaporkan mengatakan, "Ini pertanda baik, tetapi saya akan ragu untuk mengatakan itu akan mengarah pada pembukaan yang lebih luas karena keadaan khusus untuk perjalanan yang satu ini."
"Tetapi mengingat bahwa tidak ada wisatawan selama empat tahun lebih, setiap perjalanan pariwisata dapat dilihat sebagai langkah maju yang positif," tambahnya.
Perkembangan ini juga terjadi setelah pertemuan antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan September di Rusia timur di mana mereka menjanjikan kerja sama yang lebih dalam.
(***)