Erdogan Minta Israel Tak Tutup Al Aqsa saat Ramadan, Ancam Konsekuensi Serius
RIAU24.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pemukim Israel adalah salah satu hambatan utama dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
Namun, Erdogan mewanti-wanti Israel tak menutup situs suci di Yerusalem, Masjid Al Aqsa, selama Ramadan.
Erdogan menegaskan jika Israel gigih ingin menutup situs suci itu, mereka akan menghadapi "konsekuensi sangat serius."
"Kami menyampaikan pesan ke otoritas terkait mengenai betapa penting mencegah provokasi menjelang bulan Ramadan," kata Erdogan saat konferensi pers di Ankara, Selasa (5/3).
Dia juga mengatakan alasan tuntutan politikus Israel untuk membatasi akses umat Islam ke Haram Al Sharif adalah omong kosong belaka.
"Konsekuensi mengambil langkah seperti ini tentu akan sangat buruk," ujar Erdogan, dikutip Al Jazeera.
Di kesempatan itu, Erdogan juga menyebut pemukim Israel di Palestina menjadi salah satu hambatan penyelesaian konflik dua negara itu.
Seruan Erdogan muncul usai Israel berencana melarang Muslim mengunjungi Masjid Al Aqsa selama Ramadan.
Kantor Kepala Perdana Menteri Israel mengumumkan pemerintah akan menerapkan sejumlah pembatasan ke Al Aqsa demi keamanan mulai 10 Maret.
“Perdana menteri membuat keputusan yang seimbang dalam kebutuhan keamanan yang ditentukan oleh para profesional," demikian rilis kantor PM Netanyahu pada Februari lalu.
Kantor Netanyahu tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait keputusan ini.
Pemerintah Israel kerap memberlakukan pembatasan akses ke Masjid Al Aqsa, terutama di hari-hari keagamaan seperti Ramadan.
Pasukan Israel juga tak segan menembaki jemaah yang berada di Masjid Al Aqsa saat Ramadan.
Seruan Erdogan juga muncul saat Israel akan menyerang Rafah, Palestina, saat Ramadan. Rencana ini memicu kecaman dari komunitas internasional terutama negara mayoritas Muslim.
Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober. Imbas serangan mereka, lebih dari 30.500 orang meninggal.