Ada 34,33 Hektar Lahan yang Terbakar Diwilayah Kabupaten Bengkalis, Berikut Ketegasan Kapolres Saat Apel Karhutla
RIAU24.COM -BENGKALIS - Kapolres Bengkalis AKBP Setyo Bimo Anggoro menyebutkan bahwa, sebagaimana diketahui provinsi riau dilintasi garis khatulistiwa (equator) berpotensi terhadap rawan terjadinya bencana alam, maka dari itu diperlukan upaya dan langkah-langkah bersama seluruh instansi atau stakeholder terkait dalam penanganan bencana alam terkhusus pada kebakaran hutan dan lahan di kabupaten Bengkalis yang saat ini sedang dihadapi bersama.
Hal itu disampaikan Kapolres Bengkalis saat menggelar apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Tahun 2024, Senin 25 Maret 2024 kemarin.
"Global warming atau pemanasan global yang saat ini mempengaruhi dunia telah menyebabkan bencana hidrometeorologi yang tadinya relatif mudah diprediksi menjadi semakin sulit diprediksi kejadian bencana hidrometeorologi bisa setiap saat terjadi dengan intensitas dan skala di luar apa yang biasa kita perkirakan," ungkap AKBP Setyo Bimo Anggoro.
Menurutnya, mendasari dengan perkiraan kondisi cuaca BMKG bahwa sebagian wilayah provinsi riau sudah memasuki musim kemarau dan sudah terdeteksi titik panas maupun kejadian karhutla di beberapa kota/kabupaten maupun di wilayah Kabupaten bengkalis sendiri.
"Berdasarkan data sementara dari aplikasi dashboard lancang kuning Polri, hingga saat ini sudah ada 38 hotspot dan terkonfirmasi 12 firespot dengan luas area terbakar sekitar 35 hektar. Dan saat ini pun sedang dilakukan upaya pemadaman dan pendinginan di wilayah desa tanjung leban kecamatan bandar laksamana,"ujarnya.
Bencana kebakaran hutan dan lahan khususnya di kabupaten Bengkalis, ungkap Kapolres, sangat merugikan seperti terhambatnya aktivitas kehidupan bermasyarakat dari berbagai sektor, baik itu kesehatan hingga perekonomian, dan lain sebagainya.