Penularan Flu Singapura Intai Pemudik, Begini Agar Tetap Aman saat Pulang Kampung
RIAU24.COM - Belakangan penularan flu Singapura menjadi sorotan. Kementerian Kesehatan RI mencatat kasus flu singapura atau hand foot and mouth disease (HFMD) belakangan sudah mencapai sekitar 5 ribu kasus, yang terjadi dari Januari sampai Maret.
Melihat kenaikan kasusnya yang signifikan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan risiko penularannya yang bisa terjadi selama musim mudik. Hal ini disampaikan oleh anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Prof Dr dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K).
"Mudik Lebaran karena memang tradisi tahunan di Indonesia, tidak pernah sepi. Tentu saja dapat mengundang risiko penyebaran penyakit menular. Kita harapkan baik flu Singapura dan COVID-19 tidak meningkat saat mudik," jelasnya dalam konferensi pers PB IDI, Rabu (27/3/2024).
Dalam penjelasannya, dr Erlina mengingatkan beberapa penyakit seperti flu, nyeri tenggorokan, dan demam bisa muncul selama mudik. Kondisi ini lebih rentan terutama pada lansia dan pemudik yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Ia juga menekankan pada pemudik yang memang mengalami gejala, termasuk flu Singapura, untuk tidak cuek. Disarankan menggunakan masker untuk melindungi orang sekitar dari virus maupun bakteri yang keluar melalui droplet.
"Baik virus maupun bakteri kalau ada bergejala di saluran nafas pakailah masker, karena untuk melindungi orang lain. Apapun virus atau bakteri yang keluar kalau kita pakai masker, itu akan nempel di maskernya, tidak terlontar ke udara bebas yang ada kemungkinan berpotensi dihirup oleh orang lain," sambungnya.
Selain itu, dr Erlina mengungkapkan perlunya menjaga daya tahan tubuh, terlebih di musim hujan. Kondisi ini dapat membuat sistem imun menjadi turun.
Maka dari itu, ia meminta agar masyarakat tetap waspada, jangan panik, dan stres di situasi saat ini. Periksakan kondisi diri dan melakukan isolasi atau istirahat sampai benar-benar pulih.
"Dan update dengan berita kalau di berita dikatakan lagi trennya lagi banyak ya tentu saja kita meningkatkan kewaspadaan. Tapi, intinya juga jangan panik, karena kalau panik, stres berkepanjangan. Ini juga dikatakan sistem imunnya menurun," pungkasnya. ***