Jakarta Dinilai Semrawut usai Ditinggal Anies Baswedan, Heru Budi Jengkel: Eh yang Benar Saja, Sungai Lebih Bersih!
RIAU24.COM - Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas, mengkritisi pemerintahan di era Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.
Ia menilai Jakarta semakin semrawut setelah 2 tahun ditinggal Anies Baswedan. Heru pun mempertanyakan konteks semrawut yang dimaksud.
"Gini, belum dua tahun, baru satu tahun semrawut. Semrawut apanya kalau, semrawutnya apa? Kalau jalannya ramai, malnya bagus," kata Heru Budi dilansir dari detik.com, Jumat (14/6).
Salah satu yang disorot Hasbiallah ialah kondisi kali-kali di Jakarta yang semakin kotor. Heru justru memandang kondisi kali selama kepemimpinannya bersih setelah 5 tahun terbengkalai.
"Eh, yang bener aja... sungai lebih bersih, kalau itu pun kotor satu tahun saya mimpin, mungkin dampak 5 tahun lalu nggak diurus kan, ya kan? Masa saya datang terus kotor, ah nggak," kata Heru.
"Mungkin dampak-dampak 5 tahun yang lalu terlupakan diurus. Sekarang saya urus, banyak masyarakat bilang lebih bersih, kok," sambungnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas mengungkap beberapa alasan mencalonkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pilgub Jakarta. Hasbiallah mengatakan usulan itu datang dari pertimbangan para kader PKB di tingkat DPW.
"Yang pertama pertimbangan kader yang di bawah dari tingkat bawah sampai DPW menginginkan Pak Anies," kata Hasbiallah dalam talkshow d'Rooftalk detikcom dengan tema d'Rooftalk: Di Balik Kode 'Menarik' untuk Anies, Rabu (12/6).
Hasbiallah mengatakan partainya juga melihat kinerja Anies saat memimpin Jakarta. Dia menyebut saat ini kondisi Jakarta semrawut setelah Anies tidak menjabat lagi.
"Yang kedua yaitu kinerja Jakarta, kinerja Jakarta kita lihat selama Mas Anies tidak ada dua tahun di DKI Jakarta, ninggalin Jakarta, makin semrawut DKI Jakarta," katanya.
Hasbiallah mengaku sudah menyampaikan kondisi Jakarta saat ini kepada Anies. Dia lalu mengungkit beberapa masalah, termasuk soal Kartu Jakarta Pintar (KJP), yang belum tersalurkan.
"Saya datang ke Pak Anies, membahas Jakarta 'gimana Jakarta kondisi Jakarta seperti ini' saya sampaikan 'mohon maaf kebutuhan masyarakat bawah hari ini sangat terabaikan'," ujarnya.
"Coba kita lihat zaman Pak Anies dengan hari ini, ini yang menyebabkan PKB untuk masyarakat bawah, salah satu contoh misalnya lansia, (kartu) lansia dipotong Rp 300 ribu, Pak, KJP Jakarta Pintar sampai hari ini belum cair padahal masyarakat sangat membutuhkan ini, bahkan rumah ibadah itu dipotong 50 persen dan tidak ada di zaman Pak Anies begini. Ini faktor yang PKB ingin Pak Anies," tambahnya.
Keesokan harinya, Hasbiallah kembali menyinggung mengenai kondisi Jakarta saat menerima Anies Baswedan di markas DPW PKB DKI Jakarta.
Hasbiallah memandang Jakarta kini membutuhkan pemimpin seperti Anies. Ia lalu menyinggung mengenai kondisi kali-kali sekitar rumahnya yang dulu bersih kini kotor.
"Saya yakin sudah mulai bekerja karena Jakarta butuh sosok beliau karena selama beliau menjabat DKI Jakarta, contoh kecilnya jangan jauh-jauh, di rumah saya itu, di wilayah saya itu, nggak biasanya kali-kali yang biasanya bersih sekarang kotor, yang lebih mengenaskan," ujarnya.
“Coba Jakarta hari ini kita lihat, mohon maaf, Jakarta setelah ditinggal Pak Anies 2 tahun. Ini sering dikomplain, selama ini pengurus masjid dan musala dan rumah ibadah. Dulu di RT musala itu dapat pagu Rp 1,5 juta per bulan, tapi hari ini turun karena dipotong 50 persen. Itu contoh kecilnya," imbuhnya.