Anggota Parlemen Italia Saling Memukul di Parlemen Saat Negara Itu Menjadi Tuan Rumah KTT G7
RIAU24.COM - Adegan aneh terjadi di Parlemen Italia ketika anggota parlemen terlihat terlibat dalam pertengkaran fisik dan saling meniup pukulan setelah perkelahian pecah pada saat negara itu bersiap untuk menyambut para pemimpin dunia untuk KTT G7.
Perkelahian pecah atas rencana pemerintah sayap kanan untuk memberikan otonomi lebih kepada daerah.
Pertarungan dimulai ketika wakil Gerakan Bintang Lima (MS5) Leonardo Donno berjalan menuju menteri urusan regional Roberto Calderoli dari Liga Utara pro-otonomi dan mencoba mengikat bendera Italia di lehernya.
Dalam hitungan detik, sesama deputi Liga Calderoli mengerumuni Donno dan itu berubah menjadi perkelahian antara 20 orang.
Dalam pertarungan fisik, Donno terluka dan dibawa pergi dengan kursi roda sebelum dia dirawat di rumah sakit.
Video seluruh perkelahian dibagikan beberapa kali di platform media sosial dan menjadi viral.
Perkelahian di parlemen Italia memicu reaksi
Ketika rekaman perkelahian itu menjadi viral, itu menarik banyak reaksi dari para pemimpin politik.
Anggota parlemen dari Liga dan Brothers of Italy menuduh Donno memalsukan luka-lukanya dan memprovokasi insiden tersebut.
Itu dikecam oleh M5S sebagai serangan serius dan memalukan karena mereka menyerukan tindakan segera.
"Kekerasan datang dari bangku mayoritas Meloni. Malu," tulis pemimpin M5S Giuseppe Conte di jaringan media sosial X.
Menteri Luar Negeri Antonio Tajani, saat berbicara dengan Sky TG24, menerima bahwa anggota parlemen harus mempertahankan standar yang lebih tinggi dan bahwa politisi harus memberikan contoh yang sama sekali berbeda.
"Ruangan itu bukan ring tinju. Bukan baku hantam yang memecahkan masalah politik," tambahnya.
Tajani menekankan perlunya menyelesaikan perselisihan politik tanpa terlibat dalam pertengkaran fisik.
"Saya tidak punya kata-kata. Kita harus memberikan contoh yang lebih baik, tidak menggunakan pukulan untuk menyelesaikan masalah politik," kata menteri.
Kemudian, berbicara kepada kantor berita Italia Adnkronos, Donno mengatakan bahwa dia mendekat ke Calderoli ketika mencoba menyerahkan bendera kepadanya dan tidak ada yang lain.
Dia lebih lanjut berbicara tentang bagaimana kekacauan meletus setelah itu dan berkata, "Saya ditendang beberapa kali dan menerima pukulan kuat di dada saya, menyebabkan saya pingsan karena saya tidak bisa bernapas."
(***)