Pelaku Beraksi dari Atap Bangunan Tinggi, Senjata Mematikan Ini Diduga Dipakai Tembak Trump
RIAU24.COM - Saat kampanye di Pennsylvania, mantan Presiden Donald Trump ditembak telinganya hingga berdarah-darah. Sumber Associated Press menyebut Trump ditembak menggunakan senjata jenis AR, kemungkinan AR-15.
"Penegak hukum menemukan senapan jenis AR di tempat kejadian, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut. Orang tersebut tidak berwenang membahas rincian penyelidikan," tulis mereka.
Menurut CBS, tersangka ditembak dan dibunuh oleh anggota tim Secret Service. Pria bersenjata itu berdiri di atap sebuah bangunan tinggi yang diyakini sebagai gudang. Penembak itu dipersenjatai dengan senapan jenis AR.
Dikutip dari North Jersey.com, AR-15 adalah senapan semi otomatis yang terkenal karena dipakai banyak pelaku dalam berbagai insiden penembakan di Amerika Serikat.
Bertentangan dengan anggapan umum, AR pada AR-15 bukan singkatan Assault Rifle melainkan ArmaLite Rifle, diambil dari nama perusahaan yang pertama kali mengembangkannya di 1950-an.
AR-15 legal untuk kepemilikan sipil di banyak wilayah AS. Ia disukai penggemar senjata karena fiturnya yang dapat dikustom, akurasi, dan kemudahan penggunaan.
AR-15 jadi subjek dalam perdebatan mengenai pengendalian senjata karena seringnya terlibat dalam penembakan massal.
Terbaru di Oktober 2023, tragedi penembakan massal di Lewiston, Maine yang menewaskan puluhan orang, memakai senjata itu.
Dikutip dari Daily Mail, Minggu (14/7) harganya cukup murah dan mudah menembakkan pelurunya. Berbasis desain senapan militer M16, AR-15 adalah varian untuk sipil.
Senjata ini dikenal akurat, cepat, dan membawa magasin yang dapat dilepas dengan banyak peluru. Desainnya memungkinkan penembakan cepat, fitur yang sayangnya menjadikannya senjata pilihan dalam penembakan massal.
Menurut analisis The Washington Post, sebelum awal tahun 2023, sepuluh dari 17 penembakan massal paling mematikan di AS sejak tahun 2012 melibatkan AR-15.
Pembunuh yang menghujani peluru di konser Las Vegas menggunakannya tahun 2017, begitu pula penembak di Sekolah Dasar Sandy Hook tahun 2012.
Pelaku penembakan di Sekolah Dasar Robb, Salvador Ramos, juga dipersenjatai AR-15. Tiga penembakan itu saja menyebabkan lebih dari 100 orang tewas.
Namun, bagi para penggemar senjata yang diberi nama julukan America's Rifle itu, hal ini bukanlah alasan cukup untuk melarangnya. National Shooting Sports Foundation, kelompok perdagangan industri senjata api, menyebut AR-15 hanya 'senapan olahraga'.
Kelompok tersebut menekankan bahwa ini adalah senjata semi otomatis yang hanya menembakkan satu peluru pada setiap tarikan pelatuknya, dibandingkan dengan senjata otomatis yang terus menerus menembakkan peluru.